0

DIMANA KAU BERADA, TUHAN?

Posted by Santosa-is-me on 6:47 AM in
Udah lama gue nggak nonton film India. Lahir dan besar di keluarga pencinta film dan lagu-lagu India, sedikit banyak mempengaruhi kehidupan gue. Gue jadi suka film India. Dari jaman Shahrukh Khan masih cupu, sampe sekarang dia udah kayak om-om yang nggak sadar umur, nggak terhitung film India yang udah gue tonton. Bahkan jaman gue SMA, nama belakang gue sampe dikasi embel-embel "Khan" sama temen-temen gue.

Itu dulu. Seiring berjalannya waktu, gue mulai menjauh dari film-film India. Terutama sejak TV Indonesia yang diputarnya film India yang itu-itu aja (dan herannya, adek sama emak gue tetap nonton). Di bioskop, jangan terlalu berharap film India masuk. Kecuali film tersebut benar-benar booming kayak Slumdog Millionaire dulu. Belum lagi muncul pula persepsi bahwa film India itu norak, cuma nyanyi doang dan cinta-cintaan.
Film India mah, nyanyi doang....

Maka Bollywood harus berterima kasih pada Aamir Khan. Tentu bukan sama dia aja, tapi juga jajaran sutradara, produser dan kru serta tim kreatif yang mampu menghadirkan karya-karya luar biasa bersama salah satu aktor terbaik di India ini. Tanpa mengesampingkan aktor-aktor hebat India lainnya, bagi gue, Amir khan adalah salah satu aktor yang bakal bikin gue dengan senang hati meluangkan waktu menghabiskan film India yang panjang itu, dan tahu bakal puas pada akhirnya.

Satu hal yang menurut gue menarik dari film-film yang Aamir Khan mainkan, adalah bahwa dia mampu mengangkat tema-tema yang sebenarnya berat namun jadi menghibur, terasa ringan dan menyenangkan. Lewatkan film-film macam Maan, Ghajini atau Dhoom 3,  maka lihatlah 4 film dia yang sempat gue tonton.

Yang pertama judulnya Lagaan. Tema berat yang diangkat di film ini jelas adalah kemerdekaan dan anti penjajahan. Tapi uniknya, jika biasanya perjuangan kemerdekaan itu selalu idientik dengan angkat senjata, pertarungan berdarah-darah dan perang. Tapi Lagaan menghadirkan pertarungan antara penjajah dan si terjajah dalam wujud sebuah pertandingan kriket. Unik bukan?
Jaman Aamir Khan-nya masih muda...

Lalu, film selanjutnya adalah film produksi tahun 2007, Taare Zamen Par. Tema yang diangkat kali ini adalah anak-anak. Secara khusus menghadirkan kisah seorang Ishan Awasti, anak penderita disleksia yang disalah pahami oleh orang-orang terdekatnya. Sesuai judul film yang kalau diartikan jadi Stars on the Earth alias Bintang-bintang di atas bumi, film ini ingin menegaskan pada semua orang tua yang menonton film ini bahwa apapun kondisi seorang anak, mereka adalah bintang.

Beranjak ke dua tahun setelahnya, Amir Khan menambah filmography-nya dengan sebuah judul 3 Idiot. Bagi gue ini film yang nyaris sempurna. Film ini sukses bikin gue terhibur, terharu, jatuh cinta dengan Kareena Kapoor dan tentu saja membenarkan kritik sosial yang ingin disampaikan film ini: betapa rancunya orientasi pendidikan kita hari ini. Film yang menurut gue wajib di tonton oleh mentri pendidikan kita beserta seluruh jajarannya.
Tema pendidikan, namun dihadirkan dengan kocak

Nah, masuk akhir 2014, Amir Khan kembali beredar dengan PK. Maka dengan senang hati, jauh-jauh hari gue udah pasang ancang-ancang buat menontonnya. Gue nggak ada gambaran seperti apa cerita filmnya. Sedikit info yang gue dapet adalah Amir Khan jadi alien. Wuih science fiction nih pikir gue. Dan juga mikir, wah kayaknya kali ini filmnya Amir Khan cuma untuk fun, nggak ada kritik sosial berat yang ingin disampaikan oleh film ini.

But then, ternyata gue salah. Film ini justru membawa sebuah pesan paling berat dan sensitif dari film-filmnya sebelumnya: Agama. Dan hebatnya, Amir Khan dan tentu saja Raj Kumar Hirani sang Sutradara, sanggup terjemahkan tema berat itu dalam sebuah paket 2,5 jam yang sangat menghibur dan menyenangkan.

Seperti juga halnya Indonesia, India juga memiliki kemajemukan agama yang beragam. Kemajemukan ini tak jarang melahirkan gesekan yang sangat keras. Film ini seolah hadir untuk bicara soal itu. Selain itu film ini juga seolah berusaha menggambarkan pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan yang sering kali ditanyakan manusia. Dan menariknya, proses pencarian Tuhan tersebut hadir melalui sosok PK (peekay) alien yang terdampar di bumi.
Psternya komikal, bikin orang pengen nonton
PK kehilangan remote yang menjadi satu-satunya cara baginya untuk kembali ke planetnya. Ia mengalami misspersepsi ketika orang-orang berkata bahwa hanya Tuhanlah yang bisa membantunya. Maka pencarian PK untuk menemukan Tuhanpun dimulai. Dengan segala keluguannya yang tidak mengerti dengan kehidupan di bumi, ia lalu bersentuhan dengan berbagai agama yang justru malah membuat ia semakin kebingungan dengan sosok Tuhan yang sebenarnya.

Gue nggak setuju dengan konsep semua agama sama yang dibawa di film ini. Namun paling nggak bagi gue, film ini memberikan perenungan soal bagaimana agama bisa dengan mudah memunculkan gesekan bahkan hingga permusuhan. Dan juga menunjukkan bagaimana agama juga bisa dengan mudah disalahgunakan oleh orang-orang tertentu yang mempunyai motif kepentingan pribadi.

Pas nonton ini entah kenapa gue teringat film Martian Child. Gue ingat quote di film itu yang bilang, seorang anak itu ibarat alien yang datang ke bumi. Dia begitu asing dengan kehidupan di bumi. Dan gue yakin sosok PK di film ini sebenarnya adalah metafora dari sosok anak kecil yang sedang mengenal Tuhan. Sedang bertanya-tanya tentang keberadaan Tuhan. Atau jangan-jangan yang punya ide cerita juga sempat nonton film Martian Child, entahlah.
Anak kecil adalah Alien, film John Cusack yang paling gue demen....

Pada akhirnya, gue mau menegaskan sekali lagi bahwa muatan film ini mungkin nggak akan bisa disetujui oleh semua orang. Terutama karena dari awal tema yang diangkat memang sangat sensitif. Jadi lebih baik fikir-fikir dulu sebelum memutuskan menonton film ini. Tapi bagi mereka yang sedang dalam kebingungan akan eksistensi Tuhan, film ini mungkin bisa jadi bahan perenungan. Cuma jangan sampai berhenti di situ aja ya, namun teruslah gali ajaran agama yang kita anut agar kita dapat kebenaran hakiki itu. Kok gue bisa ngomong gitu? Yah, karena yang namanya hidup manusia nggak selalu di atas. Ketika seseorang berada di titik-titik terendah dalam hidupnya, tidak jarang orang tersebut akan mempertanyakan eksistensi Tuhan. Bertanya di mana Tuhan berada. Begitulah hidup. Dan gue pernah merasakan masa-masa itu. Masa dimana gue bertanya soal di mana Tuhan. Di mana keadilan-Nya. Dan syukurnya gue mendapat jawabannya.

Sebagai sebuah karya, PK adalah 2,5 jam yang menyenangkan bagi gue. Penuh hiburan, keharuan, dan perenungan. Paket lengkap untuk membuat anda tidak kecewa menghabiskan waktu panjang menonton film India yang memang durasinya luar biasa itu. Dan juga, I love Anushka Sharma, dia benar-benar berubah dari film-filmnya yang pernah gue tonton sebelumnya.
Mbak ini tampil beda dengan rambut pixy cut-nya...

3

BEGIN AGAIN : KAN SEMUA ORANG BISA MULAI DARI AWAL

Posted by Santosa-is-me on 11:14 PM in
Ting!!! Sebuah pesan masuk.

Alya melihat HP Cinta. Dari Rangga. Cinta ragu. Dan Alya nanya "Bener nggak ada yang mau elo sampein sama Rangga? Kan semua orang bisa mulai dari awal?"

Postingan kali ini, gue mau nge-review salah satu film yang kini jadi favorit gue: Begin Again. Apa hubungannya dengan AADC? Nggak ada sih. Gue suka aja sama Ladya Cheryl. Tapi sayang dia udah nikah....
Kok kamu nikahnya cepet banget sih mbak?
Oke, tapi kalimat Alya di iklan AADC itu mungkin bisa jadi gambaran film ini, bahwa semua orang bisa mulai dari awal, tergantung dia mau apa nggak.

Alkisah ada Greta, gadis muda nan cantik yang baru patah hati dikhianati pacarnya, seorang rockstar yang lagi naik daun. Lalu ada Dan, seorang produser musik yang baru saja dipecat dari pekerjaannya dan bermasalah dalam kehidupan rumah tangganya.

Mereka bertemu. Lalu saling jatuh cinta. Namun kemudian ketahuan ternyata Dan adalah manusia srigala yang mencari darah suci. Masalah makin ruwet ketika muncul manusia harimau yang juga jatuh cinta pada Greta. Beruntung Greta diselamatkan Tukang Bubur dan diajak naik Haji....

Elo fikir ini sinetron Indonesia!!!!????
Beratnya jadi cowok jaman sekarang,
ganteng aja nggak cukup, harus jadi srigala juga....
Kali ini gue cerita serius.

Seperti sebuah takdir keduanya dipertemukan di sebuah kafe kecil. Musik dan mimpi menyatukan mereka dalam sebuah proyek album musik independen yang nggak direkam di studio melainkan di tempat-tempat memorable di kota New York. Mulai dari pinggir jalan hingga atap gedung.

Apa yang menarik dari film ini? Gue nggak kenal dengan nama John Carney, sang sutradara. Tapi cerita yang gue dapat, orang satu ini punya portofolio bagus dalam hal bikin film bertema musik. Salah satunya yang berjudul "Once" yang mana sekarang kepengen banget gue tonton. Dan cerita itu bener, gue puas gimana film ini dikerjakan.
Nggak susah buat jatuh cinta sama nih film...
Dari sisi cerita film ini boleh gue bilang klise. Tapi plot yang dibangun, sama sekali nggak bikin yang klise itu jadi membosankan, justru malah menyenangkan. Skenario film ini oke banget, nggak chessy apalagi garing.

Dan semua itu dilengkapi pula dengan jajaran akting yang keren. Siapa yang meragukan jam terbang Mark Rufallo dan Keira Knightley. Mark Rufallo selalu jadi salah satu aktor favorit gue. Dan Keira Knightley? Sejauh ini gue baru nonton aktinya di seri Pirates Caribean dan Atonement, dan entah itu di film populer ataupun drama serius,  dia belum pernah mengecewakan gue. Kredit plus juga buat neng cantik satu ini karena dia nyanyi di film ini. Dan suaranya bagus. Terakhir Adam Levine, sang vokalis Maroon 5. Yang pasti nggak cuma hadir buat bantu promosiin film (lo kira ini Indonesia?)
Nggak kebayangkan rekaman di stasiun sampe dikejar polisi...?
Dan yang pasti bikin gue jatuh cinta sama film ini adalah musiknya. Yes, inilah kekuatan utama film ini bagi gue. Semua lagu di film ini hadir dengan sangat menyenangkan. Apalagi dua bintang di film ini Keira Knightley dan Adam Levine mampu hadirkan cerita yang menarik buat lagu-lagu di film ini, terutama lagu "Lost Star" yang dibawain dalam dua versi berbeda oleh mereka masing-masing dan bikin mood dua lagu itu jadi beda. Dan tentu saja, bagi gue siapa saja yang memasukkan lagu Sinatra dalam filmnya pasti punya taste musik yang oke. Film ini salah satunya.

Sayangnya kemaren gue nggak nonton film ini di bioskop. Ada niat sebenarnya, cuma entah kenapa nih film nggak berhasil naik kasta dari film midnight di bioskop kota gue. Yang pasti gue nyesel, film keren begini telat masuk, cuma ditayangkan midnight, dan bentar aja udah ngilang. Padahal film ini keren banget. Setidaknya jauh lebih keren ketimbang film Miyabi diculik kuntilanak (eh ada nggak sih film yang judulnya itu?)
My favorite scene, sambil nyanyiin lagu "Luck be a Lady"-nya Sinatra,
dan "For Once in My Life"-nya Stevie Wonder.
Demikian review sok tau gue. Lagi-lagi suka nggak suka itu soal selera ya. Tapi kalo menurut gue sih, film bagus itu bener soal selera, tapi film jelek itu mah mutlak. Tapi karya tetaplah karya, mari kita apresiasi terlebih dahulu dengan menontonnya. Dan Begin Again jauh dari kata mengecewakan kalo menurut gue.

Dan juga seperti kata Alya di awal postingan ini, semua orang bisa mulai dari awal lagi. Greta, Dan serta gue, pernah hancur lebur dan kesamaan kita satu, kita memilih mulai dari awal lagi. Berharap awal baru itu bawa kita ke tempat yang lebih baik.
Ayo, jangan berhenti, mulai lagi....

0

BUKAN 5 CM

Posted by Santosa-is-me on 11:00 PM in
"Sebuah negara tidak akan kekurangan pemimpin hebat jika pemudanya masih suka menjelajah hutan dan mendaki gunung." - Sir. Henry Dunnant

"Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahi dan jangan pernah takut melangkah, hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya." - Soe Hok Gie

"Bukan gunung yang kita taklukkan, melainkan diri kita sendiri." - Edmund P. Hillary

"Aku sekarang sedang berjalan menuju alam bebas." - Jon Krakauer

Gue nggak bakal nambah awalan posting kali ini dengan puisi. Cukup quote hebat di atas aja dah. 

Om om satu ini matinya di gunung, kalo gue belum nikah,
jadi belom kepengan mati di gunung
Ceritanya gue baru aja habis mendaki gunung. Et salah deng, bukan gunung, lebih tepatnya bukit. Di daerah gue nggak ada gunung. Entah ini berkah atau apa, tempat tinggal gue nggak berada dalam Pasific Ring of Fire, Jadi boleh dibilang, tempat gue rada minim resiko gempa, tapi dilain sisi juga nggak ada gunung yang tinggi di sini.

Gue sebenarnya bukan seorang pendaki gunung yang tulen. Gue bahkan kagak pernah masuk grup pencinta alam manapun. Gue nggak begitu ngerti segala perlengkapan untuk pendakian. Yang gue tau soal pendakian cuma satu: Ngedaki bukit itu ke atas bukan ke samping (kok kayak iklan. Iklan apaan ya?)
Lelaki yang tiada duanya namun sering di duakan...
Tapi yang harus gue bilang adalah gue suka petualangan. Gue suka alam bebas. Dari jaman SMA gue doyan ikutan temen-temen pergi mendaki bukit. Yah, walau gue lebih banyak ngerepotin, namun bagi gue mendaki bukit, selalu menjadi pengalaman yang mengasyikkan. Tentu selain juga melelahkan. Bahkan jaman SMA aja gue pernah ikutan lomba Lintas Alam Khatulistiwa, sebuah lomba (yang sebenarnya) untuk para anak pecinta alam tingkat SMA. Walau berakhir dengan nggak menang bahkan malah berantem dengan rekan satu tim, bagi gue pengalaman tersebut tetap menyenangkan.

Pasca SMA gue juga masih sering naik bukit. Minimal biasanya setahun atau dua tahun sekali pasti deh gue berangkat sama temen-temen buat menikmati hidup di alam bebas. Yah, walau bukit yang dinaiki itu-itu aja. Nggak apa-apa, namanya juga pendaki amatiran. Lagian gue juga nggak punya referensi bukit apa yang bisa gue daki lagi.

Cuma, pasca kuliah itu juga, entah bagaimana badan gue jadi melar kayak abis direndem pake minyak tanah. Bertambahnya berat badan ini berakibat fatal, yaitu menurunnya vitalitas diatas tempat tidur. Eh salah, maksudnya kebugaran gue. Akibatnya sering kali gue lebih banyak memilih jadi tukang jaga tenda di bawah, sementara temen-temen gue mendaki bukit. Gue emang manusia yang pancasilais, rela berkorban dan lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan gue sendiri (sebenarnya sih karena gue males dan stamina gue nggak kuat buat mendaki).

Hampir dua tahun vakum nggak ikut mendaki, kemaren gue dapet ajakan lagi buat pergi menuntaskan hasrat petualangan dalam diri gue yang mengelegak-menggelegak (ini rada lebay emang kalimatnya, harap maklum). Kebetulan pula, sekarang berat badan gue udah rada turun dan fisik jauh lebih bugar. Maka berangkatlah gue dengan senang hati.

Gue berangkat berenam. Dan kita nggak ada bakat main film. Jadi kita nggak pake acara nggak ketemuan dulu selama tiga bulan, terus naik kereta dan berencana kalau selesai naik bukit kita bakal saling nembak atau menyatakan cinta. Selain karena ini emang bukan film 5 cm, lebih utamanya lagi karena kita semua cowok, dan masih normal semua.
Maafkan kami yang nggak sekeren mereka....
Hanya saja, gue mungkin salah perhitungan. Gue berangkatnya dengan lima orang bocah tanggung yang ternyata minim pengalaman dalam pendakian. Hanya dua diantaranya yang pernah naik bukit kayak gini sebelumnya. Yang lain nggak. Kalaupun pernah, mereka berangkatnya dalam rombongan besar. 

Maka rekap yang bisa gue laporkan dari keberangkatan gue naik bukit kemaren adalah tenda sama sekali nggak dipersiapkan, bahan makanan kurang, dan juga tersesat di dalam hutan. Lengkaplah sudah penderitaan kali ini.

Tapi gue cukup senang sebenarnya, karena berkumpul dengan bocah-bocah ini gue jadi berasa muda lagi (yah walaupun gue sebenarnya emang masih muda). Banyolan mereka yang absurd, nekatnya mereka yang bikin pendakian jadi kayak main-main (gara-gara ini mereka nyaris aja masuk jurang), dan semangat muda mereka yang nggak ada habisnya ngingatin gue ke jaman gue baru-baru lulus SMA dulu. Ternyata cepat ya waktu udah berjalan.
Sekilas terlihat konyol tapi kalo nggak hati-hati, mereka bisa menjatuhkanmu ke jurang
And then, pulang-pulang gue kemudian malah dapat kabar gembira. Kegembiraan yang menghapus galau gue di sepanjang akhir November kemaren. 

Dan untuk menutup posting gue kali ini gue cuma mau bilang bahwa ada satu pelajaran penting yang bisa gue ambil. Yaitu, bahwa mendaki itu bukan soal bagaimana atau seberapa cepat kita mampu mencapai puncak, tapi kebersamaan untuk sama-sama mencapai puncak. Dan kamu, ya kamu.... sinikan tanganmu, ayo kita menuju puncak sama-sama... dan jangan lupa pakai jilbabnya, lebih cantik soalnya....
Formasi ideal: 3 orang pendaki pemula, 2 pendaki dengan jam terbang seadanya,
dan 1 pendaki yang lumayan punya jam terbang, namun dengan kemalasan di atas rata-rata...

2

NOTHING LAST FOREVER EVEN COLD NOVEMBER RAIN

Posted by Santosa-is-me on 9:42 AM in
Sampaikan salam perpisahan pada November yang ceria, galau dan berhujan. Seperti bait lagu November Rain-nya Gun N Rosses yang bilang "Nothing Last Forever, Even Cold November Rain," nggak ada yang abadi di dunia ini. Entah itu rasa bahagia, depresi, sedih, patah hati atau apapun itu, pasti akan ada akhirnya. Jadi, selalu bersiap-siaplah dengan segala perubahan. Kayak kata Maliq n D'essential bahwa dalam hidup ini yang tak berubah hanyalah perubahan itu sendiri.

Maka rasanya tak sah kalau kita mulai playlist November ini bukan dengan lagu November Rain dari Gun N Rosses.


Update lagu baru juga. Damien Rice ngeluarin lagu baru setelah lama nggak. Judul lagunya "I Don't Want to Change You." Entah kenapa gue merasa, lagu ini menggambarkan apa yang gue rasain banget di November ini. Terutama kalimat di penghujung lagunya. 


Satu yang menurut gue menarik dari lagu ini adalah music video-nya. Gue suka MV lagu ini yang berkesan lonely banget. Cuma si Damien Rice berdiri di sebuah semacam dermaga, sendirian, dengan suasana yang suram. Benar-benar  MV yang sepi, tapi gue suka. Apalagi dengan intronya yang catchy dan sendu. Lengkap sudah lagu ini. Kesuramannya.

Next. Gue kemaren lagi dengerin lagunya Jamie Cullum, yang ngecover lagu lama "Don't Let Me be Misunderstood," barengan Gregory Porter. Yang paling gue suka dari lagu ini, tentu selain karena lagu ini lagu legendaris, adalah lirik lagu ini yang menurut gue keren banget. Tentang orang yang hanya ingin melakukan hal yang benar dan berharap tidak disalah pahami oleh orang lain. 

Ini yang sering gue rasakan. Gue kadang hanya melakukan hal yang benar. Tapi ternyata hal yang benar yang ingin gue lakukan itu, sering kali disalah pahami. Bikin orang kesal. Bahkan marah. Yah, mau gimana lagi. Gue cuma kepengen jadi orang baik kok.


Lanjut lagi. November gue juga dicuri oleh mbak Uthe. Temen gue bilang Uthe itu bukan Ruth Sahanaya, melainkan "Yang Mulia Ruth Sahanaya."

Awal ceritanya adalah nggak sengajanya gue ngedengar lagunya Ruth Sahanaya yang berjudul "Ingin ku Miliki." Lagu era 90-an yang entah bagaiamana kok kemudian bikin gue jadi kepengen dengar lagu Ruth Sahanaya yang lain. Maka akhir November gue juga sukses ter-Ruth Sahanya-kan.





Dan terakhir. Masih dalam rangka ter-Ruth Sahanaya-kan, sekaligus memperingati hari AIDS sedunia pas 1 Desember kemarin, lagu "Usah Kau Lara Sendiri," jadi lagu pamungkas di playlist. Katon Bagaskara dan Ruth Sahanaya membawakan lagu ini dengan keren. Bikin kita mengingat gimana berempati dengan para ODHA.


Oh ya, just for information, lagu ini merupakan lagu adaptasi dari lagu Jepang milik Keisuke Kuwata berjudul Kiseki no Hoshi.

2

YANG ISTIMEWA & YANG SELALU ADA

Posted by Santosa-is-me on 7:09 PM in
Pertama-tama, lagi-lagi gue merasa bersalah sama nih blog. Ditinggal sebulanan tanpa update. Sekalinya update cuma ngiklan. Yah, maklum aja ya mas bro, mbak sis, blogger juga manusia, dapurnya perlu ngebul. Perutnya perlu di isi. 

November ini gue nggak tau mau menggambarkannya kayak apa. Gue ulang tahun di bulan ini. Dan di separuh bulan ini gue seperti dapat hadiah paling indah yang bisa gue bayangkan buat ulang tahun gue. Nggak sih, gue bisa membayangkan hadiah yang lebih indah sih, tapi untuk ulang tahun ini, gue rasa apa yang gue dapat kali ini lebih dari cukup. Kalau mau dituliskan dalam kata, maka hari-hari gue itu bisa gue tulis sebagai "BAHAGIA."

Sama kayak November, hujan, bahagia,
dan juga hati yang patah nggak akan bertahan selamanya...
Oke, itu baru setengah cerita. Separuh ceritanya lagi, gue kemudian berada di dalam sebuah dilema dan harus memilih. Ya, "BAHAGIA" yang gue ceritain sebelumnya itu adalah sesuatu yang "NGGAK BENER." Gambarannya adalah bahwa gue sedang bahagia, tapi kebahagiaan gue itu dibangun atas (mungkin) penderitaan orang lain. Dan bagi gue ini mengganggu gue banget.

Maka, ketika dihadapkan pada dua hal antara memilih untuk bahagia atau melakukan sesuatu yang benar, gue akan tetap memilih untuk melakukan hal yang benar. Maka gue ambil keputusan itu. Membiarkan "BAHAGIA" tiba-tiba pergi dari hari-hari gue. Oke, belum cukup, kemudian dalam sekejap, "BAHAGIA" itu berubah menjadi hati yang patah. Bahkan bukan lagi sekedar patah, tapi juga repih, hancur, bersisa serpih-serpih. Tapi apa lagi yang bisa menggambarkan kondisi hati, ketika kita mengetahui orang yang kita cintai ternyata sangat mencintai orang lain. Ya, kira-kira gitu deh.... jangan tanya-tanya lagi....

Sorry, gue nggak mampu lebih egois buat kebahagiaan gue sedikit aja.... 
Gue nggak menyesali keputusan yang udah gue ambil. Meski kemudian gue hancur lebur. Tapi gue tau dasarnya adalah sesuatu yang benar. Atau minimal, paling nggak sesuatu yang gue anggap benar. Gue masih berharap suatu saat Tuhan bakal kasih kesempatan buat ngembaliin "BAHAGIA" itu ke hari-hari gue. Gue nggak tahu entah kapan. Yang pasti itu cuma bakal terjadi ketika gue nggak lagi harus merasa berdiri di atas derita orang lain. Atau kayak yang dibilang Damien Rice di akhir lagu I Don't Want to Change You-nya. Ketika sudah tak ada lagi bahaya, ketika cinta telah memilik mata dan tak lagi harus jadi buta.

Tapi, hari ini pas gue nulis ini, gue teringat satu kalimat yang pernah seseorang sampaikan ke gue. Katanya bahwa pada akhirnya, yang istimewa akan kalah dengan yang selalu ada. Gue selalu bertanya-tanya apakah itu benar?
Kalo bisa sih makan yang istimewa setiap hari.....
Yah, tapi pertanyaan yang selalu hadir bagi gue, apakah jika seseorang pada akhirnya memilih mencintai yang selalu ada itu, itu adalah cinta yang sejati? Atau hanya sebuah pelarian karena cinta yang istimewa itu tak sanggup untuk diraih? 

Gue percaya, mereka yang istimewa tak akan tergantikan. Sialnya, dalam banyak kasus, para wanita seringkali menjadikan pria yang salah untuk diistimewakan di hati mereka. Sementara ada orang lain, yang mencintai mereka, selalu ada untuk mereka, tak pernah mampu jadi istimewa untuk mereka. Ya, seperti yang sering gue bilang, mereka terus saja mencari segelas air, dan melewatkan anggur mahal yang sudah ada di dekat mereka dan hanya tinggal dinikmati (bukan kata gue sih, ini Dee sebenarnya yang ngomong). 

Gue mulai nggak ngerti gue lagi ngomongin apa ini... Tapi kalimat ultimate gue "Cinta itu memang penuh misteri" ada benarnya. Buktinya, entah bagaimana gue pada akhirnya mulai jadi meyakini kebenaran kalimat bahwa pada akhirnya yang istimewa akan kalah dengan yang selalu ada ini. Nggak, gue tetap meyakini bahwa yang istimewa akan tetap tak tergantikan oleh mereka yang selalu ada. Hanya saja, gue mulai merasa bahwa menjadi selalu ada itu nggak terlalu buruk-buruk amat. Malah di sanalah justru cinta itu diuji, apa benar ke- "Selalu adaan" itu tulus, tanpa tendensi apa-apa? Seseorang yang mampu selalu ada meski pada akhirnya ia tak pernah jadi istimewa bagi gue itulah cinta yang luar biasa. Bener sih, cinta tak harus memiliki itu bullshit banget. Tapi kalo kita percaya cinta itu sesuatu yang luar biasa, mungkin sudah saatnya kita percaya bahwa hal-hal luar biasa mungkin saja terjadi dalam sebuah kisah cinta.
Sederhana dan memang sesederhana itu...
Dan pada akhirnya gue percaya bahwa akan ada orang yang menjadikan gue orang yang paling istimewa dalam hidupnya. Entah itu orang yang pada hari ini gue berjanji pada diri gue sendiri akan selalu ada untuk dia atau bukan. Jika ya, tentu itu suatu yang sempurna. Tapi jika tidakpun, gue nggak nyesal. Masih ada seluruh sisa hidup gue yang bakal gue berikan pada orang tersebut.

Apaan sih ini? Makin banyak nyampah gue. Maklum bawaan malam minggu, sendirian di kafe internet, sambil makan indomie rebus sendirian. Ya, ampun, jomblo banget ya gue....

Malam minggu, di kafe, makan indomie. Cuma jomblo yang bisa begini... :D

0

BERAGAM KELEBIHAN YANG DITAWARKAN INDOVISION

Posted by Santosa-is-me on 2:42 PM in
Bisa dikatakan Indovision merupakan jasa layanan untuk paket tv terbesar dan terlengkap di Indonesia. Selain itu Indovision juga paling terkenal diantara yang lain. Indovision juga terkenal akan banyaknya tayangan yang diberikan serta kualitas jernihnya gambar yang ditampilkan. Dari mulai tayangan-tayangan seputar hiburan, film, kartun, olah raga, berita, serta masih banyak lainnya yang ditawarkan dalam paket Indovision. Itulah moto yang selalu ditawarkan Indovision kepada konsumennya.

Indovision sendiri menawarkan 4 paket utama serta ada juga paket tambahan yang dapat pula anda pesan. Berikut ini adalah beberapa pilihan paket yang dapat anda pesan di Indovision:

1.       Paket Venus
Paket Venus sangat cocok untuk tayangan sekeluarga. Berisi 47 channels yang akan membuat anda dan keluarga anda menikmati tayangan-tayangan menarik untuk dinikmati. Paket seharga 166.900 per bulan ini banyak memberikan tayangan hiburan, ragam informasi serta berita-berita penting untuk disaksikan.

2.       Paket Mars
Harga paket Mars sama dengan paket Venus yaitu 166.900 per bulan. Perbedaan ada pada sajian tayangan yang disuguhkan. Paket Mars lebih banyak memiliki channels tentang olah raga jadi sangat cocok bagi anda yang menyukai olah raga untuk menggunakan paket ini. Jumlah total channels yang ditawarkan lebih banyak dari paket Venus, yaitu 54 channels dapat anda nikmati melalui paket ini.

3.       Paket Galaxy
Paket ini ditawarkan seharga 199.900 per bulan. Lengkap dengan tayangan hiburan, film, acara anak, musik, gaya hidup, berita, dokumenter, agama, dll. Kelebihan dari paket Galaxy ada pada banyaknya pilihan channels pada tema hiburan atau entertainment. Bahkan paket yang berisi 64 channel ini untuk tayangan hiburan melebihi dari paket super galaxy. Dimana paket tersebut adalah yang termahal yang ditawarkan Indovision kepada konsumennya.

4.       Paket Super Galaxy
Nah, inilah paket terlengkap dan tentu saja paket termahal yang ditawarkan Indovision. Paket seharga 269.900 per bulan ini ini merupakan paket komplit untuk dapat dinikmati anda dan keluarga anda. Pasalnya paket berisi 93 channel ini memiliki banyak sekali tayangan-tayangan atau saluran yang sangat menarik untuk ditonton. Dengan memilih paket Super Galaxy ini selruruh keluarga akan sangat dimanjakan dengan beragam tontonan seperti memiliki sebuah perpustakaan dan tempat hiburan sendiri.

Biar seru nontonnya di Indovision aja...
Dari keempat paket Indovision diatas, masih adalagi paket-paket tambahan untuk anda pilih. Namun, untuk dapat menambahkan paket tambahan tersebut anda terlebih dahulu harus memasang paket utama pada televisi anda. Paket tambahan yang ditawarkan juga beraneka ragam. Harga paket tambahan yang ditawarkan Indovision mulai dari 12.500 per bulan sampai 100.000 per bulan. Anda tinggal pilih tayangan tema mana yang mau diperbanyak, maka Indovision akan memenuhi semua kebutuhan anda.

Pada bulan ini, Indovision banyak sekali memberikan promo dan diskon bagi anda. Berikut adalah beberapa pilihan paket promo yang ditawarkan Indovision:

1.       Paket Utama
2.       Paket 6 bulan
3.       Paket 1 tahun

Ketiga promo paket yang ditawarkan tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Sebagai contoh bila anda memilih paket 6 bulan, maka dengan anda membayar biaya selama 6 bulan di depan maka akan mendapat gratis selama dua bulan, yaitu pada bulan ke 1 dan bulan ke 8. Belum lagi paket promo 1 tahun memberikan penawaran biaya pasang tanpa bayar alias gratis, dan juga mendapatkan gratis biaya bulanan selama 2 bulan bila anda membayar paket ini selama 1 tahun didepan.

di sini, bukan yang lain....


0

OKTOBER : PRINCE HINGGA TULUS

Posted by Santosa-is-me on 9:16 AM in
Baru aja lewat 31 Oktober, yang kata orang adalah hari Helloween. Entahlah, gue nggak pernah merayakannya. Dan gue juga nggak begitu percaya hantu. Dan lebih-lebih lagi, gue nggak nonton film Annabelle kemaren...

Gue nggak bisa rekomendasikan banyak lagu dari yang gue denger Oktober kemaren. Gara-garanya adalah kartu memori dimana gue menyimpan lagu sedang mengalami kerusakan. Akibatnya koleksi lagu gue yang banyak-banyak itu jadi hilang, hiks....

Tapi menurut gue, di oktober ini banyak lagu baru yang menarik. Salah satunya lagu barunya Prince. Berjudul "Breakfast Can Wait." Semenjak pertama kali kenal dengan lagu-lagu Prince, entah kenapa gue jadi suka dengan karya-karyanya itu. Emang Prince nggak sepopuler Michaele Jackson atau bahkan Justin Beiber, but she/he is very very very awesome...



Oke, setelah Prince, oktober gue juga berisi Sam Smith "Leave Your Lover." Oke, sekedar informasi yang gue dapat, dia ini Gay. Dan video clip lagunya, semuanya mencerminkan ini. Nggak... nggak... nggak... gue nggak anti dengan Gay. Gue menolak homoseksual, tapi kalo orang itu milih mau jadi Gay, ya kita nggak bisa maksa. Dan kalo dia punya karya yang keren ya tetep harus di apresiasi.

Cuma aja, gue sedang mengalami apa yang ada di lagu itu. Jatuh cinta sama orang yang udah punya pasangan. Dan gue selalu ngingetin diri gue untuk nggak jadi perusak hubungan orang lain. So, the only thing i can do is sang this song. Tapi ketika gue terbayang bahwa si Sam Smith nyanyiin lagu ini buat cowoknya, entah kenapa gue jadi merinding sendiri...

Whatever lah, yang penting, seseorang disana musti denger gue nyanyi "Leave Your Lover," bukan buat denger suara jelek gue, tapi soal permintaan gue padanya melalui lagu itu hehehehehe



Kemudian gue juga lagi suka dengan lagunya Avicii yang featuring sama Robbie Williams berjudul The Days. Setelah Daft Punk, kayaknya Avicii bakal jadi DJ lain yang lagunya bakal rajin masuk ke playlist gue. Sumpah lagu ini nggak bikin bosen buat di dengarkan.



Last but not least, gue juga kembali memutar lagu-lagu Tulus. Sebabnya karena kemaren malam Tulus di undang buat konser di kota gue. Dan bodohnya gue nggak nonton...

Tapi paling nggak gue sempat ketemu sama dia di radio gue. Dan gue baru tau ternyata dia tinggi banget. Gue aja kaget, ini Tulus apa tiang listrik? Sayangnya gue nggak sempat foto bareng, padahal gue kepengen banget ketemu dia dan bilang kalo gue suka semua lagu-lagu dia.







 


dan yang paling gue favoritkan...



4

EKSPEDISI PULAU DATUK

Posted by Santosa-is-me on 9:44 PM in
Sebenarnya ini kejadian sekitar satu bulan lebih yang lalu. Cuma kemaren gue belum sempat cerita. Jadi baru sekarang ingat dan akhirnya bikin ini...

Sebenarnya kegiatan ini cuma buat have fun gue ama temen-temen gue. Jadi niatnya kita pengen nyoba mancing bareng ke laut, kira-kira kayak acara mancing mania yang biasanya ada di tivi-tivi.

Kalo liat yang di televisi sih kayaknya seru banget. Mereka mancing, terus strike dan dapet ikan gede, terakhir ikannya malah di lepas lagi ke laut. Betapa kurang kerjaannya mereka. Maka gue ketika diajak temen-temen, gue langsung mengiyakan, dan membayangkan gue mancing, terus strike, dapat ikan gede, tapi ikannya nggak akan gue lepas lagi ke laut. Gue bukan orang kurang kerjaan. Yah, kecuali kalo yang gue dapat cuma ikan cupang sih...
Perjalanan ini tampak indah di awalnya...
Maka berangkatlah gue bersama tujuh orang temen gue dengan menyewa sebuah kapal nelayan. Diantara delapan orang yang ikut itu mungkin hanya gue yang belum punya pengalaman memancing baik di darat ataupun di laut. Gue dulu pernah mancing di parit. Gue memasang pancingan di parit. Dan seminggu kemudian gue angkat, eh ternyata ada ikan. Kalo itu boleh dibilang memancing, maka berarti gue cukup punya pengalaman. 

Perjalanan dimulai langsung dari Pontianak aka menyusuri sungai Kapuas di sore hari. Sempat diselingi acara nungguin temen yang telat di taman-taman alun-alun kapuas (kalo pengen tau kayak gimana tempatnya, datang aja ke Pontianak). Cuaca sore itu cerah. Angin laut berhembus. Gue menikmati keberangkatan itu dengan penuh suka cita. Tanpa ada bayangan bahwa kengerian yang bakal bikin film The Conjuring jadi kayak film komedi sedang menunggu di depan gue.
Coaching cara memancing dan mabuk laut yang benar
Ya, kapal nelayan itu berjalan perlahan. Seperti layaknya laut yang biasa, ombakpun membuat kapal terombang-ambing. Awalnya perjalanan itu tampak sempurna, indah, bahkan kami makan malam dengan penuh suka cita. Tapi horor itu akhirnya datang juga. Horor itu bernama mabuk laut.

Bayangkan, kapal berangkat sekitar pukul empat sore. Hingga pukul sembilan malam, belum ada tanda-tanda kapal akan berhenti. Di sini, gue mulai merasa ada yang nggak bener. Bukan di kapalnya, tapi di guenya. Kepala berasa pusing, badan nggak nyaman dan perut berasa mual. Oke, gue simpulkan gue terkena mabuk laut.

Gue sebenarnya udah beberapa kali nyebrang kapal buat ke pulau. Tapi belum ada yang menempuh perjalanan sejauh ini. Akhirnya gue memutuskan untuk tidur demi keselamatan jiwa dan raga gue.

Akhirnya pukul sebelas malam kapal berhenti di tengah laut. Ya, di sanalah spot memancingnya. Maka gue bangun dan bersiap untuk memancing. Tapi sialnya, gelombang masih besar. Kapal terombang-ambing dalam diam. Dan gue tetap mabuk laut.


Sambil menahan muntah, menahan pening di kepala, dan menahan malu, gue tetap bertahan untuk terus memancing. Gue juga ngeliat temen gue kelihatannya pada bersemangat buat mancing. Yang gue nggak tau, temen gue juga ternyata pada mabuk laut semua.

Berawal dari temen gue yang duduk di belakang gue yang muntah. Terus itu menyebar seperti virus. Temen gue yang di depan gue kini yang dapat giliran membuang isi perutnya. Saat itulah gue tau, cepet atau lambat giliran gue bakalan tiba, nggak akan bisa di tahan lagi. Dan bener aja, sekian menit kemudian mubazirlah semua makan malam yang udah gue makan.
Laut lepas aku pergi....
Sialnya malam itu, mabuk laut gue yang paling parah. Gue sampai muntah-muntah hingga empat kali, rekor paling banyak. Hingga akhirnya gue memutuskan, sepertinya gue lebih baik segera tidur. Dan malam itu, hampir semua temen-temen gue mabuk laut juga. Kecuali ada dua orang yang entah bagaimana seolah nggak merasakan oleng kapal mengaduk perut mereka. Mereka asyik aja mancing tanpa terganggu.

Paginya, setelah berjalan kembali sekitar sekian jam, kapal akhirnya merapat ke sebuah pulau tak berpenghuni yang dinamai Pulau Datuk. Tidak benar-benar merapat, karena memang tidak ada dermaga di pulau itu. Terpaksa bagi yang ingin ke pulau harus berenang sekian ratus meter. Cukup jauh untuk bikin gue ngerasa bahwa harusnya gue menggantikan David Haselhof main di Baywatch dan gue layak mendapat napas buatan dari Pamela Anderson.

Agak siangan dikit, ketika matahari udah agak condong ke barat, kapal mulai bergerak lagi. Kali ini berniat hendak memancing tongkol. Kali ini gue dan temen-temen gue mengemaskan alat pancing dan membiarkan dua orang ABK kapal memanjang sebuah senar dengan banyak mata kail di sana. Ternyata begitulah cara memancing ikan tongkol, sementara kapal berjalan, pancingan dibiarkan terulur panjang. Sayang tangkapan ikan tongkolnya tak banyak. Mungkin bukan musimnya. Menurut ABK tersebut, kalo lagi musim, sekali jalan buat nangkap tongkol, buritan kapal bisa penuh dengan ikan tongkol yang menggelepar. 

Malamnya, kapal berlayar kembali buat mencari spot memancing yang seru. Dan malam itu peruntungan gue dan temen-temen gue lebih baik. Kita mendapat cukup banyak ikan dan juga cumi. Walau tetep saja, menjelang tengah malam, gue dan dua orang temen gue yang memang mengalami mabuk laut paling parah, sudah memutuskan menyerah dan tidur.

Menjelang subuh kapal kembali merapat mendekati Pulau Datuk, namun mengambil tempat yang masih memungkinkan untuk memancing. Menjelang pukul tujuh pagi, kapal mulai beranjak untuk pulang. Sempay singgah di beberapa spot untuk memancing terakhir kali, akhirnya sekitar pukul sembilan kapal meluncur ke Pontianak kembali. Sambil membawa dua box pendingin yang penuh dengan ikan dan cumi. Sayangnya sebagian besar bukan hasil tangkapan gue.

Kalau dihitung secara ekonomi, sebenarnya agak merugikan. Dengan uang sewa kapal itu, dibawain ke pasar, gue dan temen-temen gue bisa dapetin ikan ber box-box lebih banyak. Tapi, ada yang nggak bisa dibeli dengan uang: Pengalamannya. Sensai dapet ikannya, mabuk lautnya, mengenali hidup nelayan dan tentu saja pemandangan pulau datuk yang indah, nggak akan bisa di temui di pasar.

Makanya, kalo lain kali temen-temen gue ngajakin gue mancing, gue mungkin akan bilang tidak ikutan. Tapi gue akan bilang sama siapapun, jangan pernah takut mencoba hal-hal baru. Tidak akan ada ruginya....
Nenek moyangnya yang pelaut pasti bangga...

2

EID MUBARAK : BEDA ITU BIASA

Posted by Santosa-is-me on 1:47 PM in
Wei, udah idul adha aja ya. Padahal rasanya baru kemaren Idul Fitri. Baju barunya aja masih terasa baru nih. Sungguh, waktu sekarang berasa cepet banget bagi gue. Berasa nggak bisa ditahan. Melesat bagai kilat. Bener kata orang, semua orang ingin menahan waktu, tapi nggak ada yang bisa. Benar-benar nggak ada.
Eid Mubarak, Selamat Lebaran....
Waktu menulis ini, lagi Idul Adha, beberapa keluarga berkunjung ke rumah, dan gue memilih tidur karena flu dan badan mendadak berasa nggak enak. Abis sholat ied tadi gue bawaannya pengen istirahat aja. Mungkin karena kecapean. Padahal gue masuk panitia qurban sebenarnya.

Satu hal yang agak mengganggu gue adalah lagi-lagi perbedaan hari pelaksanaan Idul Adha tahun ini. Sebagian ada yang udah ngerayainnya kemaren, sebagian yang lain termasuk gue baru merayakannya hari ini sesuai dengan keputusan Departemen Agama.

Satu masalah yang rada ribet adalah pelaksanaan puasa arafah yang idealnya dilaksanakan sehari sebelum idul adha atau bertepatan dengan orang-orang yang haji melakukan wuquf di Arafah. Maka itulah puasanya dinamain puasa arafah.

Nah, di arab sana, tempat pelaksanaan ibadah haji sana, udah memutuskan wuqufnya dilaksanakan pas hari jumat, alias kalo di sana Idul Adha nya itu jatuh di hari Sabtu alias nggak sejalan dengan ketetapan Departemen Agama.

Terus apakah Departemen Agama salah? Nggak juga. Perbedaan ini hanya soal metode aja. Dan metode yang berbeda ini udah di ok kan sama ulama, artinya bisa dipake. Terus apakah masuk akal di arab sana udah Idul Adha di sini belum? Kenapa nggak ngikut yang di arab aja, di sanakan pusatnya orang haji? Ya, nggak gitu juga. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa tiap daerah bisa beda-beda.
Lebaran ini, emak gue males bikin ketupat...
Cuma ya itu, buat yang ngikutin pemerintah, bakalan kebingungan buat puasanya. Di satu sisi 9 zulhijah itu jatohnya hari sabtu, di sisi lain orang wuqufnya hari jumat. Bukan apa-apa, soalnya hadist seputar pelaksanaan puasa arafah itu mengaitkannya dengan pelaksanaan wuquf. Dan kalo kita puasanya hari sabtu, orang wuquf udah pada selesai.

Terus gimana dong penyelesaiannya? Ya nggak ada. Jalani aja sih mana yang lebih diyakini dan menenangkan hati. Istilah ulama ini ikhtilaf. Artinya lagi diperdebatkan. Boleh aja kalo mau dipake. 

Intinya sih, yang penting semua ngerayain Idul Adha. Semuanya puasa arafah. Semuanya happy. Semuanya nggak rusuh. Semua nggak pada berantem. Dan yang penting semua ikutan berqurban, minimal jadi panitia qurban, atau paling nggak berqurban perasaan lah.. 

Eh tumben gue nulis bener gini... Kayaknya parah nih demam gue...

0

GOOD SONGS FOR A GOOD SEPTEMBER

Posted by Santosa-is-me on 11:15 AM in
Sebelum mulai, mari kita ucapkan terima kasih pada Tuhan atas September-Nya yang penuh warna. Hitam, biru, mendung, kelabu, bahagia, galau, patah hati. Apapun itu, mari percaya bahwa takdir selalu menggariskan yang terbaik. Mungkin tidak kita sadari sekarang, tapi nanti, suatu saat kelak.

Untuk pembuka, gue sedang menikmati lagu terbaru Train yang lain. Setelah Angel in Blue Jeans, kali ini gue jatuh cinta sama Cadilac Cadilac. Well, tak perlu banyak penjelasan. Ini lagu Train. Dan Train selalu jadi salah satu band favorit gue.




Next, kalo ditanya ke gue lagu Train apa yang jadi favorit gue, tentu gue akan jawab lagu 50 ways to say goodbye. Terutama pas bagian intronya. Dan gue baru tau ternyata bagian intronya itu mereka ambil dari lagunya Phanthom of the Opera. Pantesan aja keren.

Selain itu, kalo ditanya ke gue gimana gambaran gue soal September kali ini, gue bakal merangkumnya dalam dua kata sakti: jadul dan galau. Jadul karena sekarang gue makin sering bawain program nostalgia era 80-90 an di radio gue. Galau karena nggak tau kenapa gue makin kesini perasaan makin patah hati parah.

Maka tak heran playlist gue jadi rada kacau gara-gara dua kata itu. Liat aja nih daftar playlist September gue:

1. Bon Jovi - Always

2. Rod Stewart - I Don't Want To Talk About It

3. Lou Rawls - You'll Never Find Another Love Like Mine

4. Aerosmith - Crazy




Untungnya, akhir September, banyak lagu-lagu bagus bermunculan. U2 ngeluarin lagu berjudul "Miracle (of Joey Ramone)," Tonny Bennett masih asyik sama Lady Gaga ngejazz buat yang doyan Jazz, Michael Bubble diajak sama Barbra Streisand nyanyiin lagu "It Had to Be You," dan Jamie Cullum ngegandeng Gregory Porter buat bawain sebuah nomer lama "Don't Let Me Be Misunderstod" (sungguh, gue nggak sabar nungguin albumnya rilis ntar). Semua lagu-lagu tersebut langsung jadi favorit gue. Dan cobain juga deh, siapa tau seleranya sama kayak gue...




Terakhir, bulan September gue ditutup dengan sebuah lagu baru dari Mocca. Udah lama banget deh Mocca nggak ngeluarin lagu baru gegara sang vokalis melanjutkan hidupnya di Amerika sana. Dan lagu barunya ini mengambil judul "Bandung." Mungkin lagu ini dibuat dalam rangka ulang tahun kota Bandung, sebagai ucapan selamat untuk kota dimana band ini pernah dibesarkan. Dan seperti biasa, masih dengan gaya bermusik Mocca yang dulu plus bahasa inggrisnya.

Tapi ngomong-ngomong, gue emang selalu ingin ke Bandung. Meski gue cinta banget dengan kampung kelahiran gue, tapi gue selalu berharap suatu saat nanti, gue bisa tinggal di Bandung. Yah, bagaimanapun, harus diakui yang namanya pusat segala macam hal di Indonesia ini adanya di pulau Jawa. Dan kalo mau ditanya kota mana yang kepengen gue pilih, gue bakal dengan mudah menjawab Bandung. Bener sih, kalo pusat uang itu adanya di Jakarta, tapi bagi gue, seorang seniman cocoknya tinggal di Bandung.... Nggak tau juga sih kenapa, pokoknya gue mikirnya gitu aja deh...



BTW, enjoy the songs yes.... :)

0

MENGHADIRI KONPERS TUPPERWARE

Posted by Santosa-is-me on 9:03 PM in
Kemaren sabtu gue diundang menghadiri konfrensi pers Tupperware dalam rangka acara "Aku Anak Sehat." Dan kehadiran gue kali ini adalah sebagai seorang blogger. Walau blog ini sering kali ditinggal tanpa tanggung jawab, gue kini diakui sebagai seorang blogger. Yah paling nggak guenya yang ngaku-ngaku.

Nah, acara konfrensi pers ini merupakan bentuk kepedulian Tupperware terhadap anak-anak. Tupperware nggak ingin anak-anak yang lugu itu, dikotori oleh makanan-makanan nggak sehat. Maklum, yang namanya makanan nggak sehat bertebaran dimana-mana. Mulai dari bahannya yang nggak baik, hingga yang menggunakan zat kimia yang berbahaya kayak formalin, borax atau perwarna yang bukan untuk makanan.

Suasana Konfrensi Pers Tupperware...
Nah Tupperware ingin mendorong agar anak mampu memiliki gaya hidup sehat, salah satunya dengan membawa bekal makan sendiri dari rumah agar anak nggak jajan yang nggak jelas. Yah, gimanapun, ini cara marketingnya Tupperware juga. Lihat koneksinya: anak-anak nggak jajan => anak-anak terpaksa bawa bekal => orang tua perlu tempat bekal makanan => orang tua bingung => lalu beli Tupperware => Tupperware dapat duit.

Selain bikin seminar dan pelatihan untuk membudayakan hidup sehat, Tupperware juga berusaha untuk membuat wastafel di sekolah-sekolah. Tujuannya agar anak-anak jadi rajin cuci tangan. Kan cuci tangan sebagian dari iman. Asal jangan diajari untuk cuci tangan dari tanggung jawab aja.

Untuk tahun ini pihak Tupperware baru masuk ke 50 sekolah yang terdiri dari SD negeri, SD swasta dan juga Madrasah. Rencananya kalo program ini berjalan lancar, jumlah sekolah yang digarap bakalan ditambah tahun depan.

Di konfrensi pers itu juga menghafirkan para ekspert yang bakal jadi pembicara di acara Tupperware tersebut. Ada empat orang yaitu dari Tupperware sendiri, Dinas kesehatan, Dinas pendidikan dan Psikolog.

Gue sih nggak terlalu kenal sebagian besar pembicaranya, tapi gue kenal dengan sang Psikolog, Bunda Romi. Siapa sih yang nggak kenal beliau? Kalo pada ingat, dia adalah yang dulu jadi salah satu juri Akademi Fantasi Indonesia aka AFI. Masa nggak ingat AFI sih? Kalo nggak ingat, mungkin masa kecilmu terlalu bahagia nak...
Adakah yang tau dimana jejak mereka sekarang?
Yah, inti dari yang disampaikan oleh para pembicara adalah sederhana, bahwa gaya hidup anak sangat tergantung dengan pembiasaan. Dan proses pembiasaan ini harus lahir, tidak hanya dari orang tua, namun juga dari para guru dan lingkungan. Karena itulah, guru juga menjadi salah satu sasaran dari acara ini.

Terakhir acara ditutup dengan makan bareng dan pembagian sovenir dari Tupperware. Gue dapet botol minum. Padahal kemaren gue baru berencana mau beli botol minum, eh malah dapet gratis. Gue emang berjodoh sama Tupperware nih. Tupperware kita merit yuk.... (sorry, mulai ngaco)
Para Pembicara seminar Tupperware "Aku Anak Sehat"

Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.