2

RAMADHAN TERBAIK

Posted by Santosa-is-me on 11:33 PM in
Gue cuma mau mendeklarasikan satu hal, ramadhan kemaren, ramadhan yang baru lewat itu, adalah ramadhan terbaik menurut gue.

Mungkin ini bakal subjektif. Dan lagi-lagi ini juga bakal personal banget. Karena alasan-alasan gue untuk buat ngejadiin Ramadhan kemaren sebagai ramadhan terbaik mungkin nggak akan bisa diterima oleh orang lain selain gue.

Tapi pertama gue mesti ngakuin dosa dulu. Ramadhan gue yang kemaren ini ibadah gue nggak sebagus ramadhan-ramadhan sebelumnya. Asal tau aja, sekampret-kampretnya gue, tiap ramadhan gue selalu punya standar amal yang selalu mampu gue capai. 

Sayangnya, untuk ramadhan terakhir kemaren itu, gue nggak mencapai sebagian besar target gue. So, dari sisi ini sebenarnya ada penurunan dalam diri gue. Ramadhan gue sebelumnya jauh lebih bagus, in case kalo gue ngeliat semata-mata dari pencapaian amal gue.

Namun, kenapa gue ngasih title Ramadhan ini sebagai ramadhan terbaik gue? Jawabannya, karena gue ngerasa, entah kenapa, di Ramadhan kemaren ini gue berasa deket banget sama Allah. Itu yang gue rasain banget kemaren. Bahkan dalam ibadah-ibadah gue yang sebenarnya sedikit, gue mampu ngerasain benar kayak gue sedang berkomunikasi sama Allah.
Gue ngerasa Ramadhan ini gue lebih khusyuk....
Kalo gue analisa sedikit, mungkin ada penjelasan kenapa gue ngerasa seperti ini. Tidak lain dan tidak bukan, karena sebuah kesadaran baru yang gue dapet, bahwa gue nggak bisa apa-apa tanpa Allah. Dan kalau mau ngomongin ini cerita bakal mundur ke kejadian beberapa bulan sebelumnya. Ketika gue ketemu somebody who changed me a lot (cuma gue nggak bakal cerita di sini, nggak sekarang).

Gue percaya, ketika seseorang pada titik terbawah, ketika dia merasa rendah serendah-rendahnya, merasa bahwa ia berada pada titik "nggak tau mau kemana lagi," pada saat itu juga dia akan mendapat penyadaran bahwa manusia hanyalah satu entitas dalam semesta. Itulah yang akhirnya gue fahami di ramadhan ini, bahwa terkadang, usaha manusia sehebat apapun belum cukup tanpa bantuan Allah. Pemahaman bahwa sesungguhnya gue nggak bisa apa-apa tanpa Allah.

Gue menyadari sesungguhnya, sebelumnya entah disengaja atau tidak, gue sedikit merasa sombong. Ngerasa bahwa usaha gue adalah segalanya. Atau bahkan, entah gue sadar atau nggak, semenjak meninggalnya bapak gue, masih ada perasaan nggak menerima dalam diri gue. Perasaan gue seolah-olah nggak setuju sama takdir kenapa bapak gue dipanggil sebegini cepat? Menurut gue itu hal yang manusiawi ketika seseorang kehilangan orang yang dia cintainya.

Dan entah sadar atau nggak, itu menjadi bibit benalu yang menjalar. Selama tiga tahun ini, gue seperti ingin berontak sama Allah, banyak protes sama takdirnya, dan kadang ngelanggar perintah-perintah-Nya. Dan di tahun ini, Allah ngasih tamparan berharga ke gue. Seolah Dia kepengen bilang "Kamu tanpa Aku nggak akan bisa apa-apa." Sebuah tamparan yang syukurnya nggak harus menyakitkan, namun mampu bikin gue terjungkal sampai ke titik terbawah dalam hidup gue.

Syukurnya, tamparan itu benar-benar bikin gue berubah. Seolah hidup gue yang sebelumnya isinya protes aja sama Tuhan, kini lebih teratur dan punya tujuan. Ibarat kemaren itu gue lagi tersesat, sekarang Allah ngasih gue kompas biar gue bisa terus berjalan sampe tujuan. Nggak tahu gue bakal sampai tujuan yang gue inginkan atau nggak, tapi yang pasti, walau destinasi di sana bukan yang gue inginkan, pastinya itu adalah tempat yang sama indahnya dengan yang ingin gue tuju sekarang.

Yap, Ramadhan kemaren gue bertobat dari dosa besar yang lama ngendap di hati gue. Dosa berupa kesombongan gue sama Allah. Padahal kesombongan inilah dosa yang paling tua. Dosa yang bikin Iblis akhirnya diusir dari langit dan dikutuk sepanjang jaman.

Plus, gue juga masih berhutang sama bapak gue yang udah tenang di alam sana. Berhutang seorang anak yang soleh yang senantiasa ngedoain dia. Gue belum benar-benar jadi anak yang soleh sih, tapi mudah-mudahan hutang gue ini bisa segera gue lunasi.

Dan terakhir, gue berharap Ramadhan tahun depan gue bakal punya cerita lain. Cerita yang bisa bikin gue menempatkan Ramadhan tersebut sebagai ramadhan terbaik. Gue percaya, Allah sudah nyiapkan beragam cerita buat gue di setiap ramadhan semenjak hari ini. Semoga gue bisa memahami segala petunjuk-petunjuk-Nya.

Allahummahdina fiman hadait...
Ya Allah, berikanlah kami hidayah-Mu

Allahumma inna asaluka rahmatan min indika taqdii bihaa qalbii
Ya Allah, aku memohon rahmat-Mu yang dapat memberi petunjuk kepada hatiku

Happy Ied. Hopefully, you had a great ramadhan too

Eid Mubarak....

2 Comments


Baca postingan kali ini, saya justru merasa malu. Ramadhan kali ini sama buruknya kayak Ramadhan kemarin. Saya juga bingung kenapa kok sepertinya, makin hari makin jauh posisi saya sama Allah. Ada drama yang penuh pura-pura yang nggak bisa saya lepas. Ahh, menyebalkan!

Beruntung sekali Allah mendekapmu lebih dulu dalam kesadaran yang sebenar-benarnya.


@adin dilla begitulah, hidayah Tuhan kadang datang dari jalan yang tak terduga-duga...

Posting Komentar

Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.