1

CATATAN PERJALANAN : KETIKA REALITA TAK SEINDAH RENCANA

Posted by Santosa-is-me on 12:27 AM in
Fyuuuuh.... (menghembuskan nafas berat ceritanya)....

Akhirnya sempat juga gue nge-update nih blog. Sebenarnya udah dari kemaren gue pengen ngeupdate postingan baru di sini, cuma nggak sempat-sempat. Sekarang gue udah sempat, dan gue bawa oleh-oleh cerita yang bakal jadi hiasan nih blog untuk beberapa postingan ke depan.

Judul post gue kali ini emang agak dramatis, tapi sumpah ini bukan gue lagi nyoba nyontek sinetron, atau kepengen nyaingin bapak-bapak India yang nguasain jagad sinetron dan perfilman Indonesia. Ini adalah cerita perjalanan gue kemaren.

Awal cerita ini adalah ketika pertengahan April kemaren gue berencana untuk pergi liburan ke luar negeri. Tujuannya adalah Thailand, karena pertengahan april itu sedang ada Songkran. Songkran adalah tahun baru orang-orang Thailand dan tradisi mereka ketika tahun baru adalah main-main air dan semprot-semprotan (aneh ya????).


Sonkran, tujuan utama gue ke Thailand kemaren.... (sumber)
Gue berencana pergi dengan seorang teman gue yang emang traveler. Dan menurut dia yang emang udah beberapa kali ke Bangkok dan Pattaya, untuk Songkran kali ini lebih baik gue menghindari dua kota itu dan mengusulkan sebuah kota bernama Hat Yai. Menurut dia di Hat Yai, Songkrannya lebih kental dengan aroma tradisi karena di sana nggak banyak bule kayak di Bangkok atau Phuket. Gue yang nge-blank soal Thailand, meng-oke kan saja.

Plan perjalanan awalnya adalah gue berangkat dari Pontianak menuju Kuala Lumpur pake pesawat. Gue emang nggak berangkat bareng teman gue yang ngajak ke Hat Yai tadi, karena dia udah berangkat duluan ke Penang, dan baru bisa datang ke KL sehari setelah jadwal keberangkatan gue. So, rencananya gue bakal bermalam di Kuala Lumpur sendirian. 

Prospek bermalam di Kuala Lumpur ini bikin gue excited banget. Ada banyak pengalaman baru yang bakal gue dapat. Salah satunya adalah nginep di dorm atau hostel. Wuih, ini pengalaman pertama gue, soalnya sebelum-sebelumnya gue selalu nginep di hotel. Ngebayangin sekamar sama orang asing yang nggak di kenal. Gimana kalau seandainya gue sekamar sama Leonardo Dicaprio? (kenapa kalimat terakhir ini terasa aneh?)


Siapa tau Leo ngajakin gue main film "The Beach 2"
Gue juga udah merencanakan perjalanan gue di Kuala Lumpur secara seksama. Tempat-tempat kayak Twin Tower Petronas, Petaling Street, Mesjid Jamek, Masjid Negara, Islamic Art Museum, Makan-makan di Jalan Alor hingga ngunjungi mantan rumahnya P. Ramlee udah masuk ke dalam list gue ketika berada Kuala Lumpur.

Tapi malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih. Tepat malam minggu, atau malam sebelum keberangkatan gue, ketika dimana gue seharusnya sedang disibukkan buat packing, gue malah mendapat suatu berita yang kemudian menjadi masalah yang mengganggu pikiran gue sepanjang malam itu. Bahkan gue sampe sulit tidur sepanjang malam. Dan entah gimana itu jadi kayak firasat buruk buat gue. Gue jadi gelisah.

Sialnya gue orang yang cenderung intuitif. Bukannya siap berangkat, hingga pagi gue masih berusaha menyelesaikan masalah tersebut biar siangnya gue bisa berangkat. Tapi sialnya sampe jam 12 siang itu, masalah gue tersebut belum juga beres. Dan gue nggak akan bisa berangkat dengan perasaan yang nggak tenang dan gelisah. Liburan macam apa itu jadinya? 

Maka hanguslah tiket Pontianak - KL gue siang itu. Kalo gue pikir-pikir lagi sekarang, gue kadang ngerasa waktu itu gue konyol banget deh. Tapi ya udahlah mau gimana lagi. Pokoknya gue siang itu udah terancam nggak jadi liburan ke Thailand.

Tapi ternyata langit berbaik hati sama gue. Sekitar pukul dua siang, ketika gue udah nyaris yakin buat batal pergi, tiba-tiba ada keajaiban. Masalah gue tersebut mendapat sedikit titik terang. Belum selesai, tapi paling nggak gue bisa sedikit tenang lah meninggalkan Pontianak dan seisinya.

Maka harapan untuk liburan yang sudah hilang itu mendadak muncul lagi. Dengan cepat gue berhitung. Kalau gue batal, rasanya sayang banget. Tiket pulang udah dibeli, hotel juga udah di sewa, jadi kalo gue nggak pergi gue bakal tetap kena tagihan sewa hotel. Belum lagi gue bakal bikin teman gue yang ngajakin ke Thailand kecewa. Lagian gue emang kepengen banget ke Thailand dan liat Songkran. 

Tapi pesawat udah berangkat. Dan itu adalah satu-satunya pesawat rute Pontianak-KL yang ada. Pesawat dengan rute yang sama baru akan ada lagi lima hari kemudian. Ya benar, lima hari kemudian! Ada dari maskapai penerbangan lain, tapi harga tiketnya minta ampun mahalnya.
Pusing mikirin bujet perjalanan yang membengkak...
Setelah berhitung dengan cermat, gue akhirnya menemukan solusi yang kemudian akhirnya gue pilih. Yaitu gue mengubah rute perjalanan menjadi jalur darat dari Pontianak-Sarawak kemudian dari Sarawak naik pesawat ke Kuala Lumpur. Meski kemudian gue rada nyesel juga sebenarnya. Karena kalo ditotal-total, perjalanan dari kota gue ke Kuala Lumpur dengan maskapai lain harganya kurang lebih harga tiket bus ditambah tiket pesawat. Yah, tapi ya udahlah ya. Udah lewat juga, buat apa juga gue sesalin.

Maka sore itu gue dengan agak tergesa-gesa booking tiket pesawat Serawak - Kuala Lumpur (yang muahal minta ampyun), juga tiket bus Damri (gue taunya kemaren itu cuma Damri) Pontianak - Serawak, lalu packing. Dan malamnya, perjalan liburan gue dimulai.

Gue sendiri nggak nyesal dengan pengalaman nyaris batal berangkat kemaren itu. Tapi ada pelajaran yang bisa gue bagi buat teman-teman dari pengalaman ini.
1. Banyak-banyak berdoa. Manusia bisa berencana, Tuhan yang menentukan.
2. Jangan ketinggalan pesawat.
3. Jangan nyalakan ponsel sehari menjelang keberangkatan.
4. Usahakan punya kembaran, jadi kalo batal pergi bisa minta gantiin. Kan sayang tiketnya.
5. Perempuan itu susah dimengerti.

Oke, saran gue di atas emang ngaco dan nggak nyambung. Tapi yang pasti ketika realita ternyata nggak seindah rencana, ya hidup harus tetap berjalan. Apapun pilihan yang diambil bersiaplah untuk mempertanggung jawabkannya (kalo gue mulai bijak gini, tandanya gue udah mulai lelah dan harus segera mengistirahatkan otak :).

Cerita ini bakal bersambung. Lanjutannya bisa di baca di Sini (kalo di klik nggak kebuka berarti sambungannya belum ditulis)

1 Comments


hahahaha, gaul. hampir batal itu pasti ada hikmahnya..
setuju. kalau realit anggak seindah ekspektasi, hidup harus terus berjalan..

Posting Komentar

Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.