4

Taare Zameen Par : Every Child is Special

Posted by Santosa-is-me on 6:15 PM in
Dari judulnya pun pasti ngeh kalau ini bukan film Holywood. Dari judulnya juga pasti pada ngeh, nih film asalnya dari mana. Benar sekali, ini film asli buatan negerinya Mahatma Ghandi, India. Film Bollywood, begitu panggilan beken buat film-film asal negeri yang satu ini.

Kalau gitu filmnya lama dong? Durasinya tiga jam-an? Terus ada nyanyi-nyanyinya? Terus mutar-muatarin tiang listrik sambil nari-nari nggak jelas? Ceritanya tentang cinta-cintaan? Pasti deh kualitas film nya jelek.

Film ini memang masih berdurasi sekitar tiga jaman, sehingga memang harus sabar untuk menontonnya sampai tuntas. Juga masih ada nyanyian dan lagu-lagu yang memang menjadi ciri khas film-film Bollywood, malahan di film ini sepertinya lebih banyak lagi. Namun jangan underestimate dulu. Nggak semua film Bollywood kualitasnya jelek dan ceritanya berkisar soal cinta-cintaan doang. Film ini salah satunya.

Film Taare Zameen Par (artinya : bintang-bintang di atas bumi), ini bergenre drama keluarga. So, jangan takut ngajak seluruh anggota keluarga untuk nonton bersama, kerena dijamin nggak ada adegan-adegan yang tidak cocok buat anak di bawah umur. Pokoknya oke untuk semua umur. Cuma mungkin tetap perlu bimbingan orang tua untuk menjelaskan beberapa istilah yang memang mungkin sulit dimengerti oleh anak kecil.

Berkisah tentang seorang anak bernama Ishaan Awasthi yang menderita disleksia. Sebuah kelainan dimana ia tidak mampu membaca dan menulis. Ia tidak bisa mengenali huruf-huruf secara benar. Sulit menerima intruksi secara berurutan. Serta sulit untuk memperkirakan kecepatan dan arah gerak sesuatu. Akibatnya Ishaan sangat sulit menangkap pelajaran di sekolahnya. Nilainya selalu merah bahkan ia sampai tidak naik kelas. Ishaan hanya asyik bermain dengan imajinasinya sendiri. Ia juga sangat senang melukis. Keluarganya tidak memahami apa yang dialami oleh anaknya ini. Sehingga Ayah dan Ibunya sering kali memarahi dan menyalahkannya karena ketidak mampuannya di dalam pelajaran tersebut.

Hingga suatu hari Ishaan bolos sekolah karena tidak mengerjakan PR. Namun hal ini di ketahui oleh Ayahnya, sehingga membuat Ayahnya itu marah besar. Ishaan pun dikirim ke sebuah sekolah asrama yang membuatnya jauh dari keluarga.

Kondisi di sekolah barunya ternyata sangat tidak menyenangkan bagi Ishaan. Jauh dari orang tua, tekanan dari para guru agar ia belajar keras, serta minimnya dukungan membuatnya down. Ishaan yang periang berubah menjadi Ishaan yang pendiam dan penyendiri.

Hingga kemudian seorang guru bernama Ram Shankar Nikumbh yang juga mengajar di sebuah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus datang menjadi guru seni di sekolah itu. Ia menyadari kondisi Ishaan yang disleksia dan mengalami tekanan mental berat. Ia pun berusaha dengan sekuat tenaga mengembalikan kepercayaan diri pada Ishaan dan meyadarkan kepada orang tua dan guru-gurunya betapa Ishaan sangat spesial.

Tokoh Ishaan dan Nikumbh diperankan dengan sangat apik oleh Darshel Safary dan Amir khan. Terlebih untuk Darshel Safary yang memainkan peran paling sentral di sepanjang cerita. Ia bermain nyaris sempurna menampilkan sosok anak disleksia yang kaya dengan imajinasi.

Pada akhirnya film ini memberikan banyak inspirasi untuk kita. Seperti logline-nya sendiri, Every Child is Special : Setiap anak adalah special. Setiap anak, apapun kondisinya, ia adalah seorang yang berbakat. Tinggal bagaimana orang di sekitarnya memberi dukungan untuk mengembangkan bakatnya tersebut.


Rasanya film satu ini memang sangat pas untuk ditonton pada momen hari anak nasional yang baru saja kita lalui. Moga-moga bisa jadi inspirasi dan motivasi bagi anak-anak, orang tua dan para guru. Selamat menonton!!!!

berikut saya sertakan trailernya.

1

Sabtu Kelabu

Posted by Santosa-is-me on 9:31 PM in
rasanya ingin nangis......
rasanya ingin teriak........

begitulah yang gue rasain ketika membuka blog ini setelah sekian lama. Khususnya ketika membaca pesan di shout box. Isinya tentang pemberitahuan acara Seminar di Auditorium UNTAN.

Pertama buka informasi seminar itu, sebenarnya gue exsited banget. Apalagi acara kayak begini, udah lama banget gue nanti-nantiin hadir di pontianak. Sebagai penulis yang sedang belajar menulis so pasti gue kepingin bisa hadir. Apa lagi pas lihat pembicaranya, Raditya Dika dan Jonru. Dua nama yang karya-karyanya menurut gue harus di acungi dua jempol, kalau perlu sembilan jempol.

Tapi yang kemudian bikin gue lemes dan lunglai (Agak lebai sih ini), adalah ketika membaca tanggal pelaksanaannya. 11 July 2009 (dalam hati masih berharap kalau gue salah liat tanggalnya), yang artinya adalah lusa.

rasanya ingin nangis......
rasanya ingin teriak........

Itulah yang gue rasain..... sekarang juga ini masih sambil nyanyi lagunya Olga, hancur hatiku nggak berhenti-berhenti.

Gue kesel kenapa informasi soal ini gue dapatnya baru sekarang. Sabtu ini agenda gue benar-benar padat. Sore tadi saja baru membatalkan salah satu agenda di hari itu karena berbenturan dengan agenda lainnya. Dan asal tahu saja, agenda itu baru bisa gue batalkan setelah menimbang-nimbangnya selama satu minggu. Jadi kebayangkan betapa susahnya gue meninggalkan agenda di hari sabtu itu.

Sungguh ont-gue sangat ingin bisa hadir di acara seminar itu. Namun gue benar-benar tidak bisa hadir. Semuanya mungkin gara-gara gue malas buka blog kali ya? Duh, semoga aja ke depan agenda seperti ini diadain lagi, jadi yang belum ikut bisa ikutan. Ngundang penulis-penulis beken lainnya. Terutama penulis-penulis favorit gue.

By the way, gue salut buat Lentera Comunity sebagai penyelenggara, jujur saya belum begitu kenal dengan orang-orangnya, tapi melihat semangatnya, saya yakin sastra di pontianak akan semakin maju dan budaya baca tulis kembali memasyarakat.

***Do'a in juga biar gue bisa terus berkarya di dunia tulis menulis kota pontianak.

Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.