0

UNREQUITED LOVE

Posted by Santosa-is-me on 11:54 PM in
Bulan Februari emang berasa merah jambu ya... padahal sih nggak juga sebenarnya. Banyak yang jual jambu sih iya. Tapi yah di hari terakhir februari ini gue lagi kepengen cerita soal unrequited love (nulisnya sambil dengerin Still Loving You-nya Scorpion...)

Unrequited love. Mudah banget buat gue nulisnya di sini. Tapi buat yang pernah merasakannya sendiri, gue yakin pasti tahu bahwa rasanya tak semudah menuliskannya. Ya, unriquited love. Cinta tak berbalas. Rasanya seperti mau beli nasi goreng keliling, tapi tukang nasi gorengnya nggak lewat-lewat. Rasanya seperti mau beli sekoteng tapi dapatnya malahnya martabak (oke, analogi gue emang ngaco...)

Tapi ini mungkin masih berhubungan dengan post gue sebelumnya tentang kegilaan cinta (yang belom baca, ada di mari), unrequited love berada satu jalur dengan orang-orang yang ngelakuin hal-hal gila demi cinta ini. Kadang mereka termasuk di dalamnya, udah tau cintanya nggak berbalas, masih aja cinta... Udah gitu nggak mau mencoba (atau nggak bisa?) jatuh cinta ke lain cinta (kalo kata anak jaman sekarang itu move on). Kalau bukan gila, ini mungkin goblok namanya.
Ngerasain nggak semudah ngebacanya...
Tapi sialnya, cinta tidak berbalas ini bukan perkara langka. Sering kali terjadi hanya saja dengan skenario yang berbeda dan dengan aktor yang berbeda-beda pula. Gue, atau bahkan kita mungkin pernah merasakannya. Dan mereka-mereka ini benar-benar nyat.

Gue pernah kenal dengan seorang teman yang bela-belain pergi ke Jakarta buat ketemu sama orang yang dia suka. Tapi, you know what? Si cewek cuma nemuin dia sebentar. Dan dia malah ditinggal. Sangat-sangat menyesakkan, bukan? Pas denger cerita ini, gue sendiri bingung mau iba, ketawa atau marah.

Cerita lain, juga beda lagi. Gara-gara cintanya dengan seorang cewek nggak berbalas, ia seolah nggak mau buka hatinya demi cewek lain. Padahal cewek yang dicintainya merit lama banget. Dan temen gue ini masih sering keingat cewek yang di sukainya itu. Padahal please deh, tuh cewek pasti udah nggak mikirin dia lagi...

Kisah lain juga terjadi sama temen gue yang lain. Dia punya segala hal tentang cewek yang dia suka. Saban waktu dia juga nggak capek mantengin wall fb dan status BBM cewek yang di sukanya. Dia bahkan punya rencana indah soal masa depan yang kesemuanya selalu melibatkan si cewek yang disukainya itu. Cuma yang nggak dia tau, si cewek juga udah punya rencana masa depan tetapi dengan lelaki lain. Ketika semuanya terbuka, jadilah temen gue itu curhat tengah-tengah malam ke rumah gue. Dan lebih parah lagi, sebenarnya si cewek juga sebenarnya suka, hanya saja keduluan ia dilamar orang lain dan ia merasa nggak bisa menolaknya. Nyeseknya jadi dobel.
Charlie Brown and his unrequited love....
Yah, itulah dunia yang tidak sempurna ini... Unrequited love adalah wujud betapa dunia memang tidak selalu hadir sesuai dengan rencana manusia. Dia sempurna dalam penciptaan Tuhan, hanya saja manusia (terutama gue) terlalu banyak menuntut. Dan manusia kadang tidak bisa memilih dengan jernih. Tapi itulah hidup kan?

Karena itulah bagi gue, hal terindah dalam hidup ini adalah ketika gue bisa memilih kepada siapa gue jatuh cinta. Sebab kalo seandainya bisa, gue pribadi pasti akan memilih jatuh cinta pada wanita yang jelas-jelas mencintai gue juga....

Tapi, kadang kita nggak bisa memilih kan?

Karena itu buat yang telah menemukan seseorang yang mencintaimu dengan sungguh-sungguh, jagalah ia baik-baik, karena mungkin tidak semua orang seberuntung itu.....


0

BULAN YANG TULUS

Posted by Santosa-is-me on 8:27 PM in
Eng..ing...eng... Badak mau review musik yang lagi didengerin di bulan Februari. Dan di bulan yang nggak hujan-hujan ini, gue terus-terusan dengerin lagunya Tulus. Cuma sesekali nyasar ke Maliq d'Eesential dan Payung Teduh. Atau yang agak jauhan nyasar ke My Chemical Romance. Tapi secara keseluruhan, bulan Februari ini jadi bulannya si-Tulus.

Tulus ini emang udah lumayan lama sebenarnya jadi favorit anak-anak radio. Cuma kebetulan di momen februari ini dia launching album baru berjudul Gajah (kenapa nggak badak ya?). Dan salah satu single terbarunya berjudul "Baru" lagi wara-wiri di telinga gue. Jadinya bikin gue kepengen buka lagu-lagunya yang lain.


Sekilas tentang Tulus, dia ini seorang musisi Jazz muda yang emang lagi naik daun. Album pertamanya yang Selftitled laris manis di pasaran. Jarang-jarang ada musisi Jazz Indonesia yang bisa diterima pasar secara komersil. Tapi Tulus berhasil. Oh ya, nama aslinya Tulus ini adalah Muhammad Tulus Rusydi. Umurnya kurang lebih gue. Dan kebanyakan lagunya, dia tulis sendiri. Mantap kan?

Nah yang serunya dari lagu-lagu Tulus selain musiknya yang emang asyik, juga karena lirik yang unik. Misalnya di lagu "Sepatu." Kalo didengar baik-baik, ini lagu sebenarnya tentang pasangan yang nggak bisa menyatu. Sedih kan, tapi dengan uniknya yang asyik, lagunya nggak jadi menye-menye. Tetap sedih sebenarnya tapi lebih semangat dan..... romantis.




Beberapa lagu Tulus yang lain juga keren, asyik dan nggak kacangan. Kayak yang judulnya "Teman Hidup," "Sewindu," atau bahkan live performence-nya yang lagi nge-cover lagunya Reza Artamevia "Satu yang Tak Bisa Lepas" (kapan yah nih orang main-main ke Pontianak?). Enak banget untuk di dengerin. Apalagi buat yang lagi galau. Meski lagunya tentang patah hati juga, tapi malahan justru mampu ngebangun mood.

Tapi dari lagu-lagunya yang udah gue dengerin, gue paling suka dengan lagunya yang judulnya "Mengagumimu dari jauh." Sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat, sangat menyentuh (tuh sangatnya udah banyak banget). Soalnya mungkin, lagunya sejalan dengan apa yang gue rasain sekarang-sekarang ini (ceilah... soal ini ntar gue ceritain di lain waktu aja yak...)




Gimana? mantepkan? apa gue bilang.... makanya album yang kayak gini nih yang boleh jadi koleksi. Tentu yang aslinya ya... jangan biasakan beli yang bajakan, kecuali kepepet...

0

THE DAY BEFORE 41

Posted by Santosa-is-me on 3:05 PM in
Nggak cuma Febby, Febri, Febian, Valen atau Valentina yang berulang tahun bulan ini. Tapi Volare juga......

Mendadak avatar semua orang berubah....
Yupz, tepatnya besok, tanggal 26 Februari 2014 usia Volare genap jadi 41 tahun. Tua? Ya, maklum ajalah, wong ini radio swasta paling tua di Pontianak.

Dan serunya lagi, ini adalah ulang tahun Volare pertama yang bakal gue lewatin sebagai bagian dari keluarga besar radio ini. Menyenangkan rasanya, telah hampir setahun di sini. Banyak hal yang gue pelajari. Banyak teman-teman baru yang gue temui. Dan banyak hal-hal lain yang nggak bisa gue sebutkan satu-satu dan nggak bisa gue nilai dengan apapun (lebay amat yak....). Yang pasti gabung ke Volare tak ubahnya gue dapat keluarga baru, tanpa harus mengubah status marital di KTP.

Yang pasti, setiap yang namanya hari ulang tahun bagaimanapun layak untuk di syukuri. Minimal perayaan kecil-kecilan. Makanya besok, udah ada sederet acara yang jadi tanda syukur bertambahnya usia Volare. Mulai dari ziarah ke makam pendiri radio volare, makan siang bareng, hingga kuis berhadih buat para pendengar setianya (gue boleh ikutan nggak ya?)

So, mari rame-rame ucapkan selamat ke radio Volare kita tercinta. Semoga makin jaya, semakin kece, makin keren, dan makin ganteng para penyiarnya (walau gue rasa sih kita-kita udah pada mentok gantengnya di atas rata-rata, hehehe...)

nih ucapakan di marih @radiovolare atau dimarih Radio Volare atau kalau ada yang mau nitip salam ke para penyiarnya boleh komen dibawah sini hehehehe....

Dapet mug, eh dipecahin sama mbak penitipan Gramedia
Ada yang ulang tahun juga....
Pas tahun baruan, tetap di udara.....
Lagi ngumpul, gue kemana ya?
Nggak tega mau cerita anak ini kenapa...

Suasana studio kalo lagi siaran....
Makan lagi, penyiarnya emang pada gembul semua...
Percayalah, sehabis foto ini mereka juga pergi makan lagi....

0

THE GATSBY AND ME

Posted by Santosa-is-me on 4:01 PM in
Sebenarnya nggak ada persamaan apa-apa antara gue dengan Jay Gatsby

Gue nggak kaya...
Gue nggak suka pesta...
Dan gue nggak punya tetangga bernama Nick Carraway...

Kalo, soal ganteng sih, hmm... si Leo (satu-satunya sosok Jay Gatsby yang gue tau) sih beda-beda tipislah sama gue.

Tapi entah kenapa, sejak menonton film The Great Gatsby gue merasa ada keterikatan khusus antara gue dan Jay Gatsby. Entah kenapa gue merasa sosok Jay Gatsby itu gue banget. Mirip gue banget.

Kalo ngomongin film sih, ceritanya emang bersumber dari materi yang udah kuat banget. Novel The Great Gatsby adalah salah satu novel paling terkenal di dunia. Jangan bandingkan dengan novel "Anak-anak" macam Harry Potter apalagi Twillight.

Ke filmnya, ada Bazz Luhrman yang sepertinya ngasih kita jaminan kalo film ini bakal berisi dengan adegan-adegan pesta glamor nan megah, parade visual nan memikat, serta seting dan kostum yang nggak tanggung-tanggung (ini cuma tukang review kelas kelurahan yang ngasih pendapat, jadi jangan terlalu diambil pusing).
The Great Gatsby, tentang betapa gilanya cinta dan manusia
Balik ke cerita lagi, the Great Gatsby bercerita tentang Nick Carraway yang punya tetangga seorang konglomerat bernama Jay Gatsby dan setiap saban akhir pekan ngadain pesta gede-gedean di rumahnya  yang gedongan. 

And Then, sebuah undangan dari Jay Gatsby untuk Nick akhirnya kemudian perlahan membuka sebuah kenyataan besar (sekaligus menyedihkan menurut gue). Pesta gede-gedean yang terus diadakan oleh si Jay yang sampai terkenal di seluruh kota New York itu sebenarnya hanya untuk menanti kehadiran satu orang: Daisy Buchanan, sepupu Nick Carraway yang (sialnya) sudah menikah.

Daisy ini adalah wanita yang pernah di cintai oleh Jay. Namun mereka harus berpisah karena Jay harus pergi berperang (setingnya itu di tahun 1920-an, tebak deh perang apa itu?) dan Daisy kemudian menikah dengan Tom Buchanan.

Ironis, Jay Gatsby kembali, kemudian melakukan banyak hal absurd demi cintanya. Sengaja memilih tinggal di seberang teluk tepat berseberangan dengan rumah Daisy. Mengadakan pesta besar demi berharap suatu saat Daisy akan datang ke pestanya. Padahal (mungkin) si Jay Gatsby sendiri tidak benar-benar menikmati pesta buatannya itu. Ia (mungkin) lebih senang berdiri sendiri di dermaganya menatap cahaya lampu hijau dari dermaga di depan rumah Daisy, seolah itu sinar harapan yang ingin ia raih. Bahkan ketika Daisy akhirnya menginjakkan kaki di rumahnya, Jay Gatsby baru merasa rumah gedongnya yang megah itu baru benar-benar lengkap. 
Jay dan Pestanya yang absurd.....
See, betapa cinta itu bisa bikin logika hancur lebur. Bagi orang waras, kegilaan Gatsby mengadakan pesta hanya untuk berharap agar orang yang dicintai itu suatu saat akan datang ke pestanya tersebut mungkin adalah sebuah tindakan yang absurdnya diatas maksimal.

Tapi itulah cinta, membuat pikiran jadi kebolak-balik. Bikin otak jadi encer hingga saking encernya udah kayak orang nggak punya otak. Dan sialnya gue ngerasa itulah persamaan gue dengan The Great Gatsby, kita sama-sama absurd gara-gara cinta. Kita melakukan banyak kegilaan karena cinta...

Ya, gue ngerasa betapa gue juga seperti Gatsby, dibodohi oleh cinta. Kita tahu, tapi nggak bisa (atau tepatnya nggak mau) keluar dari kebodohan itu. Mungkin juga seperti Gatsby, orang seperti gue ini terlalu penuh semangat terhadap harapan. Padahal udah banyak yang ditipunya.

Dan gue percaya, orang-orang yang seperti ini banyak. Bukan cuma gue dan Jay Gatsby. Hanya mereka tidak mengakuinya. Atau tidak mau menyadarinya....

Jay Gatsby: Membuat pesta besar agar Daisy suatu saat bisa datang ke rumahnya.... (The Great Gatsby)

Jesse: Rela melewatkan pesawatnya hanya agar bisa ngobrol lebih panjang dengan Celine... (Before Sunset)
Yang ini jadi orang lain demi cinta
Suri: Berubah menjadi orang lain demi mengembalikan keceriaan Taani... (Rab Ne Bana Di Jodi)

Henry Roth: Setia mengingatkan istrinya Lucy, yang setiap hari melupakan dirinya... (50 First Dates)

Carl Fredricksen: Menerbangkan rumahnya untuk mewujudkan mimpi istrinya, Ellie, yang belum sempat terwujud... (Up)

Benjamin Button: Ben yang tetap mencintai Daisy, meski sebagian besar usia hampir selalu berselisih, susah mau menjelaskan yang ini.... (The Curious Cas of Benjamin Button) 
Ini lebih absurd, yang satu menua, dan yang lainnya malah semakin muda.....
Aman: Membuat Naina jatuh cinta pada Rohit, meski ia sendiri juga mencintainya... (Kal Ho Na Ho)

Habibie: Setia menunggui istrinya, Ainun yang sakit bertahun-tahun dengan penuh kesabaran.... (Habibie & Ainun)

Dan masih banyak lagi, dan mungkin kita salah satunya... Yah, terkadang cinta memang tidak mendidik.... tapi mau bagaimana lagi, memang begitulah adanya....

Tapi kayaknya, gue kebanyakan nonton film deh neh....


0

YANG DAHSYAT DARI BEFORE SUN SET

Posted by Santosa-is-me on 6:47 PM in
Celline : Baby, you are gonna miss that plane.
Jesse : I know
Pernah nggak sih ngerasa ending sebuah film begitu berbekas hingga masih terkenang-kenang bahkan setelah lama menontonnya. Tentu bukan ending film yang seperti Tony Stark yang nggak jadi mati, atau Samsul Bahri berhasil ngebunuh Datuk maringgih, atau Julia Perez ternyata setan.

Dan gue merasakan itu pada ending film Before Sunset.
Film yang isinya cuma ngomong....
Ya, gue lagi-lagi emang telat nonton film ini. Bahkan gue sebenarnya belum nonton film pertamanya Before Sunrise. Tapi gue udah nonton film Before Midnight.

Secara keseluruhan filmnya rada aneh. Beberapa orang mungkin nggak akan suka, karena ceritanya "cuma" jalan-jalan keliling kota paris sambil ngobrol. Nggak ada bunuh-bunuhan. Nggak ada ibu tiri yang kejam. Nggak ada yang selingkuh. Dan lebih penting lagi, nggak ada putri yang tertukar. Apalagi naik haji. Asli, seluruh film isinya cuma si Jesse (tokoh utama pria) dan si Celline (tokoh utama wanita) keliling kota Paris sambil ngobrol. Ya, itu doang.

Tapi gue, entah kenapa suka banget ama film ini. Gue bukan pencinta drama, apalagi drama romantis, tapi untuk Before Sunset, gue suka banget.

Ada beberapa alasan:

1. Gue suka kota Paris.
Alasan ini agak absurd, tapi gue suka keindahan Paris yang jadi latar film. Dan dari dulu gue kepengen banget ke Paris.

2. Chemistry
Gue percaya chemistry pemain itu akan terbawa ke penonton. Dan itu yang gue rasain ketika ngeliat Celline dan Jesse. Mereka cuma ngobrol doang, tapi entah kenapa gue bisa ngerasain gimana besarnya cinta Jesse ke Celline sampai dia ngelambat-lambatin keberangkatannya ke bandara. Sumpah romance banget. Nggak tau kalo orang lain sih.

3. Dialog
90% isi film ini adalah ini. Jadi wajar kalo dialog yang dihadirkan juga keren, penuh emosi, dan bikin terhanyut. Obrolan ngalor-ngidul, nggak jelas ngomongin apa, sesekali diselingi joke dan (maybe) beberapa improvisasi yang pas banget. Beberapa dialog emang berasa agak dipaksain, tapi nggak masalah. Nggak mengurangi kekerenan filmnya.

4. Akting
Udah nggak bisa diomongin deh. Ethan Hawke dan Julie Deply dapet banget meranin pasangan yang saling mencintai ini. Chemistrynya dapat, dan dia seolah nggak lagi akting. Melainkan benaran lagi jatuh cinta.

5. Lagu
Menjelang ending, si Julie Deply (yang meranin jadi Celline) nyanyiin sebuah lagu buat Jesse. Dan lagunya keren banget. Judulnya "A Waltz for a Night." Gue suka banget.




6. Dan yang paling penting: Endingnya
Entah gimana gue suka banget adegan ini. Ketika si Jesse mutarin lagu Nina Simone, dan si Celline menari dengan gayanya yang lucu menirukan Nina Simone entah gimana gue ngerasa si Julie Deply itu seksi banget. Apalagi pas dia menggoda Jesse dengan kalimat di awal post ini. Menurut gue, itu terrific banget. Gue masih nggak bisa ngelupain adegan itu sampe sekarang.

Dan gara-gara film itu gue semakin yakin bahwa kalau cewek mau kelihatan seksi dia nggak harus buka baju, pamer paha atau sebagainya. Bahkan dengan tersenyum aja aura seksi cewek bisa kelihatan dengan jelas.

Yah, gue emang bukan pakar soal cewek, tapi percayalah... memang begitulah adanya... *Sok Tau*


Baby, you are gonna miss that plane...

0

WELCOME FEBRUARY

Posted by Santosa-is-me on 11:02 PM in
Yang namanya Febby, Febri, Febian, Febong, Valent, Valentina atau Valentino sekarang coba angkat tangan....! Siap-siap ya traktir gue....

Yupz, Februari udah datang. Nggak terasa bukan kalo 2014 udah kelewat satu bulan. Januari has gone. Dan dia baru bakal balik setahun lagi. And now.... Februari nyamperin. Kate orang ini bulan yang merah jambu. Bulannya cinta. Yah walau menurut gue sih kalau tahun ini lebih keliatan sebagai musim kabut.
"Malam-malam berkabut" bukan cuma judul lagu
Pontianak emang lagi berkabut belakangan ini. Bawaan cuaca yang nggak turun-turun hujan, ditambah ada yang iseng ngebakarin semak-semak dan lahan perkebunan bikin kualitas udara di kota gue ini jadi jelek.

Boleh dibilang, kabut asap ini memang jadi penyakit tahunan di kota gue. Pokoknya kalau udah nggak hujan lama aja dikit, mulailah asap memenuhi udara. Dan ini bisa bikin orang mengalami gangguan pernafasan. Apalagi buat mereka yang punya gangguan pernafasan. kayak asma atau semacamnya. Dan syukurnya meski gue penderita asma tapi belum begitu parah. Dan kecenderungan kalo pemicu asma gue bukan asap, tapi debu. Entah benar atau nggak.

Nah untuk sementara ini, sih kondisi udara di kota gue belum parah-parah banget. Udah parah sebenarnya, tapi gue pernah merasakan yang lebih parah. Dulu banget, sekolah-sekolah pernah sampe diliburkan gara-gara kabut asap ini. Kalo sekarang masih baru sekedar bagi-bagi masker sama himbauan untuk nggak keluar malam doang.

Cuma itulah, meski udah dihimbau untuk nggak keluar malam, gue bawaannya selalu pengen keluar malem. Entah itu karena memang jadwal siaran gue, atau karena ada acara yang nggak bisa gue lewatkan begitu saja (salah satunya menghadiri resepsi pernikahan temen gue) sampai yang sebenarnya nggak penting kayak beli DVD, nonton film di bioskop, atau ke Gramedia tapi nggak belanja. Dan makin parah gue adalah orang yang paling nggak betah make yang namanya masker.
Masker kek gini sih gue mau...
So, awal februari bakal jadi bulan gue berakrab-akrab ria dengan asap. Sambil berharap hujan cepat turun kembali. Biar nanti bulan bisa merah jambu lagi, nggak jingga gara-gara ketutupan sama asap. (emang bulan bisa merah jambu ya? Kalau jadi muda atau tua sih bisa...)
***
Kemaren baru aja Imlek. Karena gue nggak merayakan imlek, jadi gue nggak beli baju baru, nggak bikin kue, dan nggak nyalain kembang api. Sebenarnya sih nggak ada hubungannya antara beli baju baru, bikin kue, dan nyalain kembang api sama merayakan atau nggak merayakan. Soalnya lebaran Idul Adha kemaren gue nggak beli baju, nggak bikin kue dan nggak nyalain petasan, tapi gue tetep merayakan Idul Adha.

Salah satu hal yang cukup khas di Imlek adalah Kue Keranjang. Sebenarnya sih sama aja dengan dodol, cuma kalo imlek gini kita ikut deh nyebutnya kue keranjang.

Orang rumah gue nggak ada yang suka dodol maupun kue keranjang. Makanya kita jarang beli. Tapi untungnya selalu saja ada yang memberi. Tentu dari temen-temen tiong hoa yang merayakan. Dan mereka selalu menegaskan, bahwa kue keranjangnya halal.

Kayak imlek kemaren misalnya. Gue dikasih kue keranjang sama cici cakep penjaga toko DVD tempat gue biasa beli DVD film. Gue sih terima aja, habis selain cici-nya baik, cakep lagi....

Nggak jera deh buat ngeborong di sana lagi...

enak, yang ngasihnya bahkan lebih enak lagi (dilihat)


Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.