2

EID MUBARAK : BEDA ITU BIASA

Posted by Santosa-is-me on 1:47 PM in
Wei, udah idul adha aja ya. Padahal rasanya baru kemaren Idul Fitri. Baju barunya aja masih terasa baru nih. Sungguh, waktu sekarang berasa cepet banget bagi gue. Berasa nggak bisa ditahan. Melesat bagai kilat. Bener kata orang, semua orang ingin menahan waktu, tapi nggak ada yang bisa. Benar-benar nggak ada.
Eid Mubarak, Selamat Lebaran....
Waktu menulis ini, lagi Idul Adha, beberapa keluarga berkunjung ke rumah, dan gue memilih tidur karena flu dan badan mendadak berasa nggak enak. Abis sholat ied tadi gue bawaannya pengen istirahat aja. Mungkin karena kecapean. Padahal gue masuk panitia qurban sebenarnya.

Satu hal yang agak mengganggu gue adalah lagi-lagi perbedaan hari pelaksanaan Idul Adha tahun ini. Sebagian ada yang udah ngerayainnya kemaren, sebagian yang lain termasuk gue baru merayakannya hari ini sesuai dengan keputusan Departemen Agama.

Satu masalah yang rada ribet adalah pelaksanaan puasa arafah yang idealnya dilaksanakan sehari sebelum idul adha atau bertepatan dengan orang-orang yang haji melakukan wuquf di Arafah. Maka itulah puasanya dinamain puasa arafah.

Nah, di arab sana, tempat pelaksanaan ibadah haji sana, udah memutuskan wuqufnya dilaksanakan pas hari jumat, alias kalo di sana Idul Adha nya itu jatuh di hari Sabtu alias nggak sejalan dengan ketetapan Departemen Agama.

Terus apakah Departemen Agama salah? Nggak juga. Perbedaan ini hanya soal metode aja. Dan metode yang berbeda ini udah di ok kan sama ulama, artinya bisa dipake. Terus apakah masuk akal di arab sana udah Idul Adha di sini belum? Kenapa nggak ngikut yang di arab aja, di sanakan pusatnya orang haji? Ya, nggak gitu juga. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa tiap daerah bisa beda-beda.
Lebaran ini, emak gue males bikin ketupat...
Cuma ya itu, buat yang ngikutin pemerintah, bakalan kebingungan buat puasanya. Di satu sisi 9 zulhijah itu jatohnya hari sabtu, di sisi lain orang wuqufnya hari jumat. Bukan apa-apa, soalnya hadist seputar pelaksanaan puasa arafah itu mengaitkannya dengan pelaksanaan wuquf. Dan kalo kita puasanya hari sabtu, orang wuquf udah pada selesai.

Terus gimana dong penyelesaiannya? Ya nggak ada. Jalani aja sih mana yang lebih diyakini dan menenangkan hati. Istilah ulama ini ikhtilaf. Artinya lagi diperdebatkan. Boleh aja kalo mau dipake. 

Intinya sih, yang penting semua ngerayain Idul Adha. Semuanya puasa arafah. Semuanya happy. Semuanya nggak rusuh. Semua nggak pada berantem. Dan yang penting semua ikutan berqurban, minimal jadi panitia qurban, atau paling nggak berqurban perasaan lah.. 

Eh tumben gue nulis bener gini... Kayaknya parah nih demam gue...

2 Comments


Agama itu kembali pada penafsiran manusia. Ada yang milih itu, ada yang milih ini. Yang rawan memicu konflik itu ketika berada dalam identitas agama yang sama namun berbeda pilihan. Pertanyaan yg muncul kemudian adalah "mana yang terbaik" dan efek sampingnya adalah "mana yg terburuk". Oleh sebab Agama selalu mendorong manusia untuk memilih yg "terbaik" maka dari itu yang "terburuk" dirasa perlu untuk "disingkirkan". Karena "menyingkirkan" itu selalu dirasa tidak menyenangkan, oleh sebab itu beberapa orang berusaha membuat pilihan agar tidak berbeda. Dengan kata lain, semua orang hanya akan memilih satu pilihan yang sama. Sehingga semuanya memilih pilihan yang terbaik. Beberapa orang yakin, bilamana ajaran agama ditafsirkan secara berbeda oleh tiap orang akan menodai kemurnian agama itu sendiri. CMIIW


weleh-weleh, gue jadi laper deng!

Posting Komentar

Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.