1

DAN KINI 2016 DATANG

Posted by Santosa-is-me on 9:59 PM in
Ceritanya gue sedih nih. Salah seorang terbaik yang pernah gue kenal baru aja kembali keharibaan yang Maha Kuasa dalam usia yang sangat-sangat muda. Dia jauh lebih muda dari gue bahkan. Pas usai menghadiri pemakamannya kemarin itu, gue jadi mikir bahwa yang namanya kematian memang dekat banget sama siapa saja termasuk gue sendiri. Itu adalah kenyataan yang kita semua paham. Cuma kadang-kadang kita berusaha untuk denying, baik sadar atau nggak. Kita meyakinkan diri kita bahwa kita bakal mati nanti kalau udah tua dan diatas pembaringan.

Bicara soal kematian, gue selalu mengaitkannya dengan waktu. Gue selalu bertanya-tanya sebenarnya seperti apakah hakikat waktu itu sebenarnya? Apakah ia sesuatu yang terus maju ataukah ia hanya sebuah putaran siklus yang berulang seperti halnya yang kita kenal dalam putaran jam? Gue cenderung lebih setuju dengan yang pertama. Namun kalau begitu, terus kenapa dong orang-orang merayakan pergantian siklus semacam tahun baru? Bukankah pergantian tahun dan waktu itu hal yang semu? Hanya sebuah siklus yang dibuat-buat saja. Waktu yang sebenarnya adalah yang berjalan maju ibarat air sungai yang mengalir deras dan tak bisa kembali. Yang berlalu adalah kenangan, tak akan terulang.
Bagi gue mah, yang baru di tahun baru itu cuma kalender...
Duh, kok gue jadi serius gini ya hahaha? Maklum, kelamaan nggak update blog ini. Pokoknya pada intinya, kali ini gue mau nge-review apa aja yang terjadi pada 2015 gue, dan apa yang pengen gue lakuin di 2016. Rada telat sih ya, udah mau di akhir Januari ini. Tapi nggak apalah... kan masih di bulan Januari juga. Masih ada 11 bulan lagi di 2016 ini.

Apa yang terjadi di 2015 gue? Yang paling bisa diingat (dan masih teringat sampai sekarang) adalah gue kehilangan salah seorang yang paling penting dalam hidup gue kemaren. Seseorang yang gue pikir bakal jadi masa depan gue. Orang yang memenuhi seluruh cita-cita gue, dan sialnya gue nggak menyiapkan cita-cita cadangan. Makanya ketika semua rencana masa depan gue itu punah, gue sempet kayak orang ling-lung. Ceritanya lagi patah hati men....
Well, tapi di sini gue dapat pembelajaran yang jelas. Hidup ini penuh dinamika yang nggak bisa kita duga. Kita nggak boleh menutup segala kemungkinan baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Bahkan mereka yang udah terikat dalam pernikahan saja bisa berpisah, apalagi yang cuma sebuah ikatan rapuh. Jadi pesan gue, jangan mau investasikan terlalu banyak hal dalam hubungan, terlebih menginvestasikan hati dan perasaan. Karena yang ada disamping kita sekarang belum tentu dia yang bakal nemenin kita sampai kita mati ntar. Kalau ingin menginvestasikan hati kita dengan maksimal itu nanti, kepada orang yang kita nikahi ntar. Saat itu boleh deh, kita berusaha jadi pasangan yang sebaik mungkin, pasangan yang paling mencintai pasangannya. Harus malah!

Gue sendiri nggak tahu kapan gue bisa sempurna move on dari hal ini. Sampai sekarang gue masih sering kepikiran sedikit-sedikit walau jujur gue udah mulai menerimanya. Tapi untuk memulai sesuatu yang baru, gue mesti sembuhin dulu luka ini. Berasa nggak adil aja sih menurut gue kalau gue nekat mencoba seseorang yang baru sementara sebagian diri gue masih memikirkan orang lain. Bagi gue, saat memutuskan bersama seseorang, gue akan memberikan sepenuh hati gue buat dia. So, sebelum gue bisa kayak gitu, mending gue sendiri aja dulu deh...

Tapi kalo ngomongin 2015, gue cukup bangga dengan pencapaian gue di bidang traveling. Maklum sebagai anak rumahan gue nggak banyak jalan-jalan. Ke tempat wisata di kota gue sendiri aja gue jarang, apalagi ke daerah lain. Bisa di hitung pake jari. Namun di 2015 ini gue berhasil mencapai 3 tujuan traveling yang udah gue pengenin sejak lama.

Pertama, gue berhasil ke luar negeri. Yah, gue emang katro, nggak pernah ke luar negeri. Tapi di 2015 ini gue akhirnya punya paspor dan sukses jalan-jalan keluar negeri untuk pertama kali. Bukan sebagai TKI loh. Dan nggak tanggung-tanggung gue langsung ke 2 negara sekaligus, Malaysia dan Thailand. Cerita perjalanan gue tersebut bisa diliat di sini, tapi yang ke Thailandnya belum sempat gue tulis. Ntar deh kalo sempet. 
Kami sedang naik tuk-tuk itu ya, bukan bajai...
Baca juga: Catatan perjalanan : Semalam di Malaysia

Kedua, ke Kota Tua Jakarta. Gue nggak tau kenapa gue suka dengan bangunan-bangunan model klasik jaman Belanda gitu. Karena itu, kalo ditanya apa tempat yang pengen gue kunjungi di Jakarta, gue pasti jawab Kota Tua Jakarta. Sayangnya, beberapa kali gue ke Jakarta, gue nggak berkesempatan ke sana karena biasanya cuma buat urusan kerjaan dan barengan teman, dan temen gue nggak menganggap kota tua Jakarta sebagai sesuatu yang lebih menarik ketimbang Pasar Tanah Abang. Herannya mereka malah suka ke Monas yang menurut gue nggak ada menarik-menariknya. Mungkin selama ini gue telah memilih berteman dengan orang yang salah.

Nah dalam rangka mengobati patah hati gue kemaren, gue ber-solo traveling ke Jakarta. Mumpung sendiri maka gue melakukan hal-hal yang emang kepengen gue lakukan kalo ke Jakarta seperti ke Kota Tua Jakarta, belanja buku di Kwitang, atau jalan kaki di Thamrin, serta keliling Jakarta naik busway (katrok ya gue...). Sialnya kwitang udah digusur, dan katanya pindah ke Blok-M. Jadi gue ke sana. Sayang lapaknya bang Limbong yang di AADC kayaknya nggak ikut ke gusur, gue cari-cari nggak ketemu. Padahal gue kepengen ketemu sama bang Gito Rollies (apaaan sih???).
Obat patah hati gue mahal, nggak boleh sering-sering
Ketiga, jalan-jalan ke Camar Bulan. Kalo ngomong Camar Bulan, pasti ingatnya sama patok batas Indonesia yang bergeser kemaren. Padahal gue sendiri udah dengar soal Camar Bulan ini dari sekitar tahun 2010 sebelum tempat itu terkenal kayak sekarang. Katanya tempat itu indah banget, walau akses ke sana susahnya minta ampun.

Di akhir tahun kemaren, radio gue ngadain sebuah program kuis yang berhadiah field trif bareng WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat. WWF ini yang organisasi lingkungan internasional lho ya, bukan yang acara gulat itu. Nah, gue kemudian ditawarkan untuk menemani para pemenangnya yang akan berangkat ke Camar Bulan. Seperti pungguk merindukan bulan (entah, kok rasanya pribahasa ini konteksnya nggak tepat ya, tapi ah sudahlah...) gue langsung aja menerima tawaran ini. Padahal rencanannya gue sebelumnya di waktu yang sama hendak jadi MC pernikahan saudara. Juga hendak menghadiri sebuah acara di luar kota. Tapi gue sampai bela-belain ngelakuin apa aja biar akhirnya gue bisa pergi ke Camar Bulan. Yah, kalau udah niat tuh ya, apa aja bisa dilakuin hehehe...
Lelaki tampan di batas negara...
Kalo untuk hal-hal lain mungkin nggak banyak berubah. Soal bisnis, gue belajar bahwa kita nggak bisa ngelakuin banyak hal sekaligus. Harus satu persatu, makanya gue sementara ini fokus pada beberapa rencana bisnis yang memang bisa gue kerjakan dulu. Februari ini semoga warung kopi bisa rampung. Majalah atau website masih menunggu follow up dari orang-orang yang gue ajak kerja sama. Dan sebuah bisnis, yang masih dalam tahap perencanaan yang semoga bisa mulai pada pertengahan tahun ini.

2015 kemaren juga gue buka tabungan haji. Secara haji adalah rukun Islam ke-5 jadi dia lebih peting ketimbang nikah. Makanya sebagai realisasi niat gue buka deh tuh tabungan haji. Yah, walau sebenarnya karena nemenin emak gue daftar haji sih, dan mbak-mbak CS bank-nya cakep banget, gue jadi seperti terhipnotis buat bikin tabungan. Tapi entah deh kapan gue bakal naik hajinya. Secara gue nyetor ke tuh tabungan jarang banget. Padahal emak gue yang ongkos hajinya udah lunas aja musti nunggu 10 tahun. Gila nggak!?

Itu aja sih kayaknya yang bisa diceritain dari tahun 2015. Kalo ditanya apa yang pengen gue capai di tahun 2016 ntar? Gue cuma bisa jawab, gue kepengen Syahrini tobat.

Btw, ngomong-ngomong banyak yang meninggal ya di bulan Januari ini, mulai dari penyanyi jazz Natalie Cole, David Bowie, Budi Anduk, Neneknya Zayn Malik, Teroris Sarinah, Mirna Salihin, Severus Snape, Anaknya Ibu Mentri Kelautan hingga terakhir temen gue yang gue ceritain di awal post ini. So, siapa yang berani jamin kita bakal ketemu sama tahun 2017?
Ground Control to Major Tom...

1 Comments


Yeah, rejeki dan ajal itu di tangan Tuhan.
Tugas kita ya terus bekerja dan berdoa, perkara rejeki dan ajal itu hak Tuhan.
Salut untuk semua pencapaiannya yah, semoga lebih baik lagi di tahun-tahun ke depan.

Posting Komentar

Copyright © 2009 BIG RHINO WHO WANTS TO FLY All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.