0
MUSIC IS BETTER THAN WORDS
Posted by Santosa-is-me
on
4:38 PM
in
Nyeritain Musik
Kenal dengan orang ini?
Ada yang kenal dengan om-om ganteng ini? |
Kagak?
Oke, tapi paling nggak kenal dengan ini kan? Minimal pernah nonton atau liat teaser-nya?
Boneka paling kampret... |
Yupz, Ted. Boneka beruang paling kampret, yang mesumnya nauzubillah dan nyebelin minta ampun. Dan orang yang punya ide cerita buat bikin boneka beruang jadi hidup, bisa ngomong, tumbuh dewasa dan punya sifat pervert parah, adalah orang di gambar paling atas. Namanya Seth McFarlane.
Gue nggak tau dia ini aslinya apa. Kayaknya sih dia ini seorang komediaan. Kayak para comic-nya stand up comedy gitu. Soalnya, rata-rata penulis cerita di film-film komedi Amerika sono, biasanya punya basic sebagai seorang stand up comedi-an.
Tapi, yang menarik dari sosok McFarlane ini, yang juga baru gue tahu belakangan ini adalah bahwa ternyata dia juga seorang penyanyi Jazz. Gue kemaren sempet dengerin dia nyanyi lagu "Music is Better than Word" di salah satu program Jazz yang dari VOA (Voice of America, buat yang belum tau kepanjangannya). Dan menurut gue itu bagus banget.
Pertama kali gue dengar lagu ini adalah saat gue lagi siaran Jazz di radio yang memutar paket rekaman dari VOA. Dan waktu di sebutin nama penyanyinya, gue sempat merasa kok kayaknya namanya familiar. Dan bener aja, waktu di googling ternyata orang gila penuh bakat inilah yang punya ide sekaligus sutradaranya film Ted ini.
Tapi sebenarnya nggak heran sih, kebanyakan komedian amrik sono emang multi talent. Nggak cuma ngebanyol, tapi mereka juga tidak jarang nulis buku, nge-direct film, bahkan nyanyi (dan yang terpenting nggak terlalu jelek). Sebut saja nama kayak Woody Allen yang pandai main klarinet selain bikin film dan nulis filsafat. Atau si Adam Sandler (ingat the Weeding Singer? nggak bagus-bagus amat sih suaranya emang...)
Selain itu, lagu-lagu Payung Teduh juga lagi menjadi sahabat gue di bulan april hingga awal mei ini. Dan gue ingatkan buat yang lagi galau, jangan dengarkan mereka. Lagu mereka ini racun. Dengerin lagu mereka seminggu, galau akan tambah parah. Dengerin sebulan, bisa jadi depresi. Kalau setaun, gue nggak tanggung jawab kalau sampai ada yang bunuh diri.
Lagu favorit gue dari Payung Teduh:
Tapi sebenarnya nggak heran sih, kebanyakan komedian amrik sono emang multi talent. Nggak cuma ngebanyol, tapi mereka juga tidak jarang nulis buku, nge-direct film, bahkan nyanyi (dan yang terpenting nggak terlalu jelek). Sebut saja nama kayak Woody Allen yang pandai main klarinet selain bikin film dan nulis filsafat. Atau si Adam Sandler (ingat the Weeding Singer? nggak bagus-bagus amat sih suaranya emang...)
Selain itu, lagu-lagu Payung Teduh juga lagi menjadi sahabat gue di bulan april hingga awal mei ini. Dan gue ingatkan buat yang lagi galau, jangan dengarkan mereka. Lagu mereka ini racun. Dengerin lagu mereka seminggu, galau akan tambah parah. Dengerin sebulan, bisa jadi depresi. Kalau setaun, gue nggak tanggung jawab kalau sampai ada yang bunuh diri.
Lagu favorit gue dari Payung Teduh:
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara...
Percaya nggak percaya, gue nyanyiin lagu ini di minggu pagi, sambil joging lari pagi. Orang-orang pada ngeliatin gue, ini anak joging pasti dipaksa ama orang tuanya. Padahal nggak, gue cuma sedang menunggu seseorang, yang gue nggak tau dimana #eaaa (abaikan, udah mulai ngaco).
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara...
Percaya nggak percaya, gue nyanyiin lagu ini di minggu pagi, sambil joging lari pagi. Orang-orang pada ngeliatin gue, ini anak joging pasti dipaksa ama orang tuanya. Padahal nggak, gue cuma sedang menunggu seseorang, yang gue nggak tau dimana #eaaa (abaikan, udah mulai ngaco).
Rahasia juga adalah lagu Payung Teduh yang paling gue favoritkan. Pake banget. Bagi gue lagu ini menyayat banget. Menusuk hati tanpa ampun. Bikin cowok se-cucok apapun bisa jadi nangis-nangis nelangsa. Apalagi gue yang dengerinnya sambil galau. Untung aja di rumah tali udah dipake emak gue buat jemuran semua, kalo enggak bisa-bisa gue gantung Anas di monas, hehehehe
Yang ini judulnya Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan. Kalau penafsiran gue sih, lagu ini lebih seperti Serenade alias lagu buat ngerayu. Tapi berhubung kesan lagu Payung Teduh itu melow, slow, melankolik, nan romantis gue tetep ngedengernya bawaan pengen nangis. Terutama karena nggak ada yang dipeluk sih...
Yang ini judulnya Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan. Kalau penafsiran gue sih, lagu ini lebih seperti Serenade alias lagu buat ngerayu. Tapi berhubung kesan lagu Payung Teduh itu melow, slow, melankolik, nan romantis gue tetep ngedengernya bawaan pengen nangis. Terutama karena nggak ada yang dipeluk sih...
Posting Komentar